 Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyahmengatakan kejadian di Al-Quds jelang dan saat Ramadhan telah mengokohkan perimbanganbangsa dan identitas perlawanan. Focus utama tahap ini adalah warga Palestinamelawan penjajah mereka mengambil kebijakan dan melewati batas geografi yangtelah disekat-sekat oleh penjajah.
Haniyah menjelaskandalam aksi pawai massa di Yaman memperingati Hari Al-Quds Internasional Jumat(29/4/2022) bahwa keputusan bangsa Palestina mendukung perlawanan sebagaipilihan dan jalan tercepat untuk membebaskan Palestina dan Al-Quds termasukMasjidil Aqsha Mubarak.
Perimbangan initerus meluas ke wilayah Palestina lainnya yang dihubungkan dengan kedalamanstrategis yang mewakili bangsa Arab dan umat Islam. Palestina dan Al-Quds bukanhanya milik bangsa Palestina melainkan milik seluruh umat dan pihak-pihak yangmenolak kezaliman sejarah dan menolak agresi terhadap bangsa Palestina dantempat suci di Baitul Maqdis ujar Haniyah.
Haniyah jugamenyampaikan kepada para mediator dalam beberapa waktu lalu bahwa MasjidilAqsha merupakan garis merah dan batas toleransi Al-Quds akan diperjuangkandengan nyawa. Ditegaskannya bahwa konflik dengan zionis tak hanya antara dua bangsaini melainkan konflik regional dan lebih luas lagi.
Haniyah menyampaikanapresiasi kepada segenap rakyat di Yaman yang hadir dalam pawai Hari Al-QudsInternasional yang terus mendukung perjuangan Palestina dalam merebutkemerdekaan dan mengusir penjajah. (mq/pip)
