Otoritaspendudukan Zionis terpaksa menelan reaksi perlawanan terlepas dari kenyataanbahwa situasi di al-Quds telah sampai ambang jurang maka dari segi perhitunganuntung dan rugi jelas ketugian yang dialami pendudukan Israel lebih besar.
Setelahmeluncurkan operasi bernama “gelombang pemecah” dalam agresimiliternya untuk mengekang perlawanan Tepi Barat dan wilayah Palestina yangdiduduki sejak tahun 1948 (Palestina 48) tampaknya “Spike Growth” (namapertama untuk operasi tersebut) berada di jalur yang dimaksudkan untuk merealisasikantujuannya.
Telahterjadi peningkatan berlipat ganda intensitas konflik lapangan dengan pemerintahanyang rapuh dan panggung politik “Israel” yang dikendalikan olehkelompok-kelompok permukiman dan ekstremisme dalam menghadapi perlawanan rakyatPalestina yang semakin kuat layaknya tembok yang kokoh.
PendudukanIsrael &ndash seperti yang diumumkan secara resmi &ndash menolak mengizinkan ekstremis Zionis untuk melakukanritual keagamaan termasuk “penyembelihan kurban” di dekat Masjid al-Aqshatetapi pada saat yang sama melancarkan serangan saat fajar pada hari Jumat laluyang menyebabkan ratusan orang terluka dan ditangkap.
Nafsuuntuk agresi
Nafsuekstremisme Zionis kembali nampak – pada hari Sabtu (16/4/2022) lalu- ketikakelompok-kelompok organisasi Temple Mount menyerukan penyerangan massalke Masjid al-Aqsha mulai dari hari Ahad awal liburan Paskah Yahudi hinggaKamis pekan ini.
Seranganhari Jum&rsquoat lalu menyasar pada ribuan jamaah yang sedang beriktikaf dan merekayang bersiaga di dalam masjid. Polisi pendudukan Israel menyerang mereka denganpukulan tembakan peluru berlapis karet granat kejut dan gas air mata yangmenyebabkan 160 orang terluka dan lebih dari 470 orang lainnya ditangkap.
JamalAmr seorang ahli masalah al-Quds dan urusan permukiman Israel berpendapat bahwakonflik dengan pendudukan Israel di al-Quds dan seluruh Palestina telahmencapai keadaan puncak kemarahan dan tahap penyaringan.
KepadaPusat Informasi Palestina dia menambahkan “Kita sekarang beradadalam konflik akhir mencapai tujuan kita menjadi ada atau tidak adaperjuanganuntuk mencapai tujuan menjadi atau tidak. Tidak mungkin untuk menahan masalahdan menahan generasi perlawanan yang telah muncul dari tekanan dan himpitandan periode mendatang konflik ini akan menjadi lebih keras.”
Gelombangoperasi perlawanan saat ini tidak biasa dalam perhitungan keamanan dan politik.Sebaliknya pendudukan Israel mengakui bahaya aksi-aksi perlawanan tersebut dansensitivitasnya yang bisa mengganggu bagian penting dari detail kehidupansehari-hari di entitas Zionis.
Analispolitik Talal Okal mengatakan semua perhitungan politik dan lapangan menegaskanbahwa pendudukan Israel tidak berani membuat eskalasi besar bahkan di Jenin.Karena eskalasi tidak akan menguntungkan pemerintahnya yang rapuh.
KepadaPusat Informasi Palestina dia menambahkan “Tidak ada kemaslahatanbagi pendudukan Israel dengan eskalasi yang meningkat di tengah perubahaninternasional. Pendudukan Israel telah kehilangan kendali atas keamananinternalnya meskipun telah mengambil langkah-langkah ekstensif setelah terjadi beberapaaksi dan gagal menghentikan perlawanan.”
Sebagianbesar kemungkinan diarahkan pada timbulnya kerugian sumber daya manusia materidan politik yang dialami penduduan Israel jika medan di lapangan pecah yangbisa jadi kondisinya lebih meningkat dibandingkan dengan pertempuran Saifal-Quds pada Mei tahun 2021 lalu.
AnalisOkal menegaskan bahwa pendudukan Israel tidak memiliki posisi pemrakarsa untukpertama kalinya dalam sejarah konflik dan bekerja sesuai dengan perimbangan reaksihal yang menarik perhatian pada kondisi lemah dalam sikap pendudukan Israel.
Al-Qudsmenyatukan kita
Ketikabinatang-binatang beracun menyusup ke al-Quds dan Masjid al-Aqsha di setiaptahap dalam konflik dengan pendudukan Israel rakyat Palestina berbaris disemua wilayah tinggal mereka layaknya satu dinding yang kokoh yangsoliditasnya meningkatkan persatuan untuk mempertahankan tempat-tempat suci dankehormatan.
Gelombangsaat ini dimulai dengan agresi yang meningkat di Tepi Barat dan wilayahPalestina 48 yang berlanjut dengan korban meninggal dan luka-luka disusuldengan aksi-aksi operasi perlawanan individu yang dalam 3 pekan terakhirsemakin bertambah berani dan kuat sampai menimbulkan kerugian Israel sebelum akhirperistiwa Jenin menjadi puncak adegan lapangan.
JamalAmr mengatakan serangan pendudukan Israel di Jenin kali ini menyasar parapemuda yang kebanyakan lahir pada saat serangan pertama pada tahun 2002 danmereka menulis surat wasiat dengan tangan mereka sendiri dan siap membela dirisampai mati.
Diamelanjutkan “Fasenya berbeda dalam hal konten dan cara. Fase (Mahmoud)Abbas presiden Otoritas Palestina akan berakhir. Konflik-konflik dengan penggantinyayang menjadi pengikut paling dekat dengan Shin Bet Mossad dan Amerika tidakakan memiliki bobot di tengah-tengah rakyat. Segala hal di Palestina akanberubah mendukung kepentingan perlawanan.”
Faktorpendorong yang mempertajam konflik terletak pada ekstremisme kelompok-kelompokYahudi dan para pemukim pendatang Yahudi yang mereka terjemahkan ke dalam perilakulapangan praktis dan dominasi terhadap pemerintah mereka yang diimbangi dengantekad dan keyakinan Palestina pada kesatuan nasib untuk mengusir agresi yangmelampaui seluruh ruang politik.
Okalmenguatkan pendapat bahwa konflik akan berkembang pada tahap berikutnyamengingat kembalinya kesadaran nasional yang mendalam yang melewati batas-batasafiliasi partai dan faksi dan bersatunya mereka dengan tajuk nasional besar danfaktor yang mempertmukan mereka bersama yang pertama dan utama adalah al-Quds.
SuasanaRamadhan masih menggantung di atas panggung. Mereka yang beriktikaf di al-Aqshaakan terus melanjutkan iktikaf mereka sampai akhir. Sementara aksi-aksi perlawananmungkin akan terjadi setiap saat setelah pendudukan Israel mengintensifkanagresinya terhadap al-Aqsha dan arena perlawanan rakyat. (was/pip)