Tidak ada yang menginginkan eskalasi terjadi arena Gaza. Akan tetapipada saat yang sama tidak ada yang bisa berdiam diri berpangku tangan menyaksikanagresi Israel yang terjadi di halaman Masjid al-Aqsha.
Tanda-tanda sampai tepi jurang sebelum adegan meledak semakinmatang Israel tidak menghentikan agresinya pada isu-isu Palestina yang palingsensitif dan penting. Yaitu al-Quds.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan beberapa serangan rudal disebuah pos perlawanan di Gaza dengan dalih bahwa sebuah roket jatuh di dekatsalah satu permukiman Yahudi di Negev sebelum kemudian perlawanan Palestinamenghadang pesawat-pesawat penyerang tersebut dengan roket darat-udara jenis Strela.
Israel belum berhasil menyelamatkan air mukanya di hadapan tentaranyakelompok ekstremis dan para pemukim Yahudi yang telah memimpin panggungpolitik di entitas tersebut selama satu setengah dekade.
Subtansi konflik
Dalam konflik yang dilancarkan sejak awal berdiri Israel terbiasanyamenjadi pihak memiliki pukulan terakhir. Akan tetapi dengan tumbuhnyaperlawanan di kawasan Arab dalam dua dekade terakhir Israel secara paksa mengubahhegemoni lamanya.
Israel erusaha untuk menunjukkan arogansi lamanya ketikamenyampaikan pesan kepada perlawanan di Gaza bahwa mereka akan melancarkanserangan dan bahwa perlawanan seharusnya tidak menanggapi serangan tersebut. Akantetapi perlawanan justru menanggapi dengan menolak hegemoni.
Ibrahim Habib seorang analis politik mengatakan bahwa perlawanan sedangbekerja dengan cara diplomatik yang cerdas. Perlawanan berkepentingan agar kompastetap mengarah ke arena utama konflik yang terjadi baru-baru ini di al-Quds.
Kepada Pusat Informasi Palestina dia menambahkan “Melaluipara mediator pendudukan Israel menyampaikan bahwa tanggapan (seranganbalasan) perlawanan bisa mengarah pada konfrontasi militer. Akan tetapiperlawanan menolak permintaan itu. Pendudukan Israel mengebom tanpa menimbulkankorban sehingga perlawanan tidak akan meningkatkan ketegangan.”
Untuk kedua kalinya tahun ini perlawanan Palestina menggunakanrudal anti-pesawat “Strela” buatan Rusia yang bekerja sangatmembatasi kebebasan lalu lintas udara sehingga menyulitan pesawat-pesawattempur Israel.
Mayor Jenderal Yussuf Sharqawi seorang ahli dalam urusan militermengkritik permintaan pendudukan Israel dalam pesan yang disampaikan kepadapara mediator agar perlawanan tidak membalas pengeboman tersebut. Dia menyebut apayang dikatakan itu sebagai arogansi Israel.
Sharqawi menyerukan kepada perlawanan Palestina untuk membuatpenilaian yang cermat terhadap situasi sebelum mengambil langkah untukmelakukan serangan balasan besar terhadap agresi pendudukan Israel yangmeningkat sebelum mengambil risiko yang tidak diperhitungkan. Karenapendudukan Israel ingin meningkatkan moral tentaranya dan front internalnya.
Lebih lanjut kepada Pusat Informasi Palestina diamengatakan “Ada pihak yang ingin Gaza tetap terkepung. Israel sendiritidak menghormati para mediator. Karena Israel telah melanggar janji yangdisampaikan kepada mereka sebelumnya mengenai masalah al-Aqsha dan agresi diTepi Barat.”
Kemungkinan eskalasi
Tangan Israel tidak lagi bebas memindahkan pertempuran ke seluruhwilayah lawan. Akan tetapi pada saat yang sama bekerja sesuai dengan strategiuntuk mengurangi kerugiannya sebagai pengakuan atas realitas perlawanan yangtidak dapat dilewati.
Halaman al-Aqsha telah membara dan bola eskalasi bergerak menujuledakan tempat kejadian. Akan tetapi perhitungan dari semua pihak masih bekerja.Sementara pedang di sarungnya belum mulai diangnkat menunggu waktuperhitungan.
Analis Ibrahim Habib berpendapat bahwa perlawanan telah berhasilmemodifikasi bagian penting dari aturan konfrontasi sejak akhir agresi 2014 dan2021. Perlawanan telah mengucapkan kata-katanya sampai akhir tanpamengesampingkan perputaran situasi lapangan dan sampai pada eskalasi besar.
Sejak akhir agresi tahun 2021 Israel telah diuntungkan dari rotasiroda normalisasi Arab untuk menetralisir sikap-sikap banyak negara darimendukung isu perjuangan Palestina bertindak secara sepihak tanpa campurtangan lain pada isu al-Quds dan mempertahankan Gaza agar tetap terblokade.
Sementara itu Sharqawi memperingatkan tentang memburuknya arena di al-Qudssetelah para ekstremis gigih menyerbu ke dalamnya dan memperkuat ide pembagianmasjid menjadi dua secara waktu dan tempat di hadapan orang-orang Palestina di al-Quds.
Siapapun yang memantau dan mengalami lapangan dan kancah politik diPalestina tidak mengesampingkan kemungkinan terjadinya ledakan konflik yangbertambah eskalasinya yang pada Mei 2021 sampai pada titik agresi terhadapGaza. Semua alasan dan motif memenuhi syarat menuju ledakan ini. (was/pip)