Ketua Gerakan Islamdi wilayah Palestina 48 syekh Raed Sholah menegaskan Masjidil Aqsha hak umatIslam dan bangsa Arab Palestina tak bisa ditawar maupun dibagi.
Syekh Sholahmenegaskan eksistensi Israel di Al-Aqsha merupakan eksistensi penjajahsehingga tidak sah sesuatu yang dibangun di atas kebatilan maka tetap sebagaikebatilan.
Hal itudisampaikan Syekh Sholah dalam pernyataan persnya usai tiba pada Selasa pagike Masjidil Aqsha Mubarak dan berkeliling di pelatarannya usai pertemuandengan sejumlah penanggungjawab pengelola Masjidil Aqsha. Sementara itu puluhanwarga yang bersiaga di Al-Aqsha berkumpul menyambut kedatangan beliau di MasjidilAqsha.
Kedatangan inimerupakan yang kedua bagi syekh Sholah setelah 15 tahun dideportasi paksa dariMasjidil Aqsha.
Pada 13Desember 2021 lalu penjajah zionis membebaskan syekh Sholah setelah mendekamdi penjara selama 17 bulan dengan tuduhan melakukan provokasi.
Kunjungan kaliini bersamaan dengan seruan Baitul Maqdis untuk melakukan mobilisasi kesiagaandi Masjidil Aqsha guna menghadapi kejahatan penjajah zionis dan serbuan kelompokyahudi selama bulan Ramadhan.
Dalam konteksyang sama Hamas menyebutkan bahwa Masjidil Aqsha merupakan batas toleransiyang harus dibela dan diperjuangkan. Kegigihan perjuangan rakyat Palestina akanmampu menggagalkan rencana zionis yang terus berupaya membagi Al-Aqsha secarawaktu dan tempat. Lewat serbuan kelompok yahudi ke Al-Aqsha dan penganiayaanterhadap warga sipil dan para jamaah shalat di Al-Aqsha.
Hamas kembalimenegaskan bahwa Masjidil Aqsha akan tetap menjadi milik umat Islam tak adatempat bagi penjajah di sana mimpi penjajah akan runtuh  menghadapi kegigihan juang warga Palestina dibumi penuh berkah ini. (mq/pip)