Sebanyak 15negara anggota Uni Eropa meminta Komisi Eropa untuk mempercepat pencairanbantuan darurat ke Palestina yang ditunda karena “kontroversi atas isibeberapa buku pelajaran dan klaim bahwa buku-buku tersebut mengandung teks-teksanti-Semit.”
Surat kabarAmerika Politico pada hari Senin (11/4/2022) mengungkapkan bahwa sekelompoknegara Uni Eropa yang dipimpin oleh Irlandia menyatakan keprihatinan merekatentang &ldquopenundaan terus-menerus dalam pencairan bantuan Uni Eropa ke Palestinauntuk tahun 2021 dengan latar belakang kondisi pendanaan yang diberlakukan olehKomisi Eropa dan menghubungkannya dengan reformasi pendidikan di Palestina.&rdquo
Permintaan inimuncul dalam sebuah surat yang dikirim oleh 15 negara Uni Eropa pada 8 April lalukepada Komisi Eropa. Demikian menurut surat kabar Amerika tersebut.
Surat tersebutditandatangani oleh menteri luar negeri Irlandia Belgia Estonia FinlandiaPrancis Yunani pemerintah Siprus Yunani Latvia Lithuania LuksemburgMalta Polandia Portugal Spanyol dan Swedia.
Para menteri luar negeri diperkirakan juga akan mengangkat masalahini pada pertemuan diplomat tinggi Uni Eropa di Luksemburg pada hari Senin.
Para penandatangan surat tersebut menyerukan agar dana bantuan tersebutdikeluarkan “sesegera mungkin”. Karena “Otoritas Palestinaberada dalam situasi yang sulit dan menderita krisis keuangan yang parah yangsemakin diperburuk oleh inflasi harga minyak dan gandum akibat perang diUkraina.”
Dalam surat mereka mereka menyatakan bahwa proposal terbaru KomisiEropa yang menghubungkan bantuan dengan dimasukkannya reformasi di sektorpendidikan “tidak mendapat dukungan luas” di antara negara-negara UniEropa. (was/pip)
