Penilaian posisi politik yang dikeluarkan olehPusat Studi dan Konsultasi Politik “Al-Zaytouna” (berbasis diBeirut) menjelaskan hari ini Selasa (5/4) bahwa krisis Rusia-Ukraina telahmemperburuk ekonomi yang dihadapi Otoritas Palestina.
Penulis makalah peneliti Raed Hillsmenunjukkan bahwa krisis tersebut berkontribusi pada penurunan bantuan asingyang diberikan kepada Otoritas Palestina yang sering dipengaruhi olehperkembangan politik yang menyertai dan bermasalah dari penyelesaian damai.
Hills menjelaskan bahwa krisis Rusia-Ukrainaakan menyebabkan harga yang lebih tinggi dan munculnya monopoli di OtoritasPalestina jika ekspor Rusia dihentikan sebagai akibat dari sanksi yangdikenakan oleh Amerika Serikat dan Barat.
Analisis yang diberi judul “Dampak KrisisRusia-Ukraina terhadap Ekonomi Otoritas Palestina” memperkirakanpeningkatan tingkat kekurangan pangan di wilayah Otoritas Palestina akibat dampakkrisis pada tingkat harga global di samping penurunan pendapatan pajak Otoritassebagai akibat dari prosedur yang diharapkan untuk menangani krisisekonomi”.
Hilles menunjukkan bahwa krisis Rusia-Ukrainaakan mempengaruhi masalah rekonstruksi di Jalur Gaza sebagai akibat darikenaikan harga besi dan berbagai bahan bangunan dan akan menempatkan proyeksaat ini dan proyek rekonstruksi ke depan dalam dilema ganda antara kerugianyang tak terhindarkan jika pekerjaan berlanjut dengan harga ini atau kerugiansebagai akibat dari penghentian pekerjaan.
Sedangkan Hilles menyatakan bahwa krisisRusia-Ukraina akan memberikan tekanan pada anggaran pemerintah pendudukankarena semakin parahnya krisis energi meluasnya krisis pangan runtuhnyarantai pasokan dan masuknya dunia ke dalam gelombang baru harga mahal.(at/pip)