Beredarpernyataan dan ancaman yag dikeluarkan para rabi dan pemimpin pemukim pendatangYahudi yang akan penggelar ritual persembahan kurban di dalam Masjid al-Aqshayang diberkati selama hari raya “Paskah Yahudi” yang bertepatandengan pertengahan bulan Ramadhan.
Terkaitdengan niat ini para pengamat memperingatkan akan skenario berbahaya yang kemungkinkanterkandung pada rencana pendudukan Israel terhadap Masjid al-Aqsha.
Realitaberbahaya
Penelitiurusan Israel Saeed Bisharat memperingatkan akan realitas negatif dan rencanabesar yang sedang dipersiapkan oleh pendudukan Israel terhadap Masjid al-Aqsha.
Bisharatmemperingatkan bahwa gerakan-gerakan politik dan militer pendudukan Israel peningkatankeadaan siaga pengerahan lebih banyak tentara dan pemberian izin kepada para pemukimpendatang Yahudi untuk membawa senjata menunjukkan secara negatif apa yangakan terjadi dalam beberapa hari mendatang terutama di al-Quds.
Bisharatmeminta warga Palestina untuk berhati-hati dan melawan rencana pendudukanIsrael dan pemukim pendatang Yahudi di Masjid al-Aqsha selama bulan Ramadhan.
Diamenjelaskan bahwa Tepi Barat akan lepas dari cengkeraman pendudukan Israel danperistiwa-peristiwa ini akan bergulir dalam beberapa hari mendatang sementara pendudukanIsrael tidak akan mampu menghadapi gelombang perlawanan yang meningkat di TepiBarat.
Bom waktu
PenelitiPalestina Muhammad Allan menegaskan bahwa &ldquooperasi pemecah gelombang&rdquo yangdiluncurkan oleh pendudukan Israel untuk mengatasi gelombang aksi-aksi gerilyaorang-orang Palestina akan terbentur dengan konfrontasi-konfrontasi yangterjadi di dalam wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948 (Palestina&rsquo48).
Dia menyatakanbahwa pendudukan Israel membuat opsi-opsi untuk semua skenario yang mungkinterjadi. Akan tetapi mereka dikejutkan oleh aksi-aksi sulit yang menimpanyadari wilayah Palestina&rsquo48 terutama di Hadera dan Beersheba.
Allanmenegaskan bahwa aksi tersebut membuktikan kegagalan semua hambatan danpenghalang yang dibangun pendudukan Israel di sekitar Tepi Barat untuk mencegahterjadinya aksi kontra Israel.
Al-Aqshadalam bahaya
Asosiasipermukiman Yahudi terus bekerja untuk menggalang dan memobilisasi anggotamereka untuk melakukan serangan besar di Masjid al-Aqsha yang diberkati dalambeberapa hari mendatang hari-hari yang diselingi dengan lima momen dan hari besarbagi orang Yahudi.
Parapemukim pendatang Yahudi memanfaatkan perayaan yang disebut Sabtu Agung hariMigrasi Tinggi tujuh hari Paskah hari puasa sulung dan hari Hashwa untukmelaksanakan rencana mereka di Masjid Al-Aqsha terutama menggelar sesaji kurbandi halaman masjid.
Menurutrencana Yahudi serangan yang direncanakan terhadap Masjid al-Aqsha di bulanRamadhan akan terjadi pada hari yang disebut Hari Migrasi Tinggi yang jatuhpada 11 April 2022 dan dianggap sebagai bahan bakar untuk imigrasi Yahudi kePalestina. Pendudukan Israel menggunakan itu untuk mengirim para pemukimpendatang Yahudi untuk menyerbu Masjid al-Aqsha
PemimpinYahudi dari kelompok “ Return to theTemple Mount” Raphael Morris juga mengumumkan bahwa dia akan mencoba menyerbuMasjid al-Aqsha pada tanggal 14 Ramadhan untuk menyembelih kurban “PaskahYahudi”.
Parapemimpin pendudukan Israel khawatir bahwa bulan Ramadhan akan menjadikesempatan bagi perlawanan Palestina untuk kembali ke garis depan danmengulangi kembali seperti yang terjadi pada pertempuran Saif al-Quds padaMei tahun lalu.
Disebutkanbahwa perlawanan Palestina pada Ramadhan lalu bertempur dalam pertempuran Saifal-Quds melawan pendudukan Israel sebagai reaksi dan respon terhadap proyek-proyekpendudukan Israel dengan melakukan penyerbuan besar-besaran terhadap Masjid al-Aqshaserta melakukan pembersihan etnis di kampung Syaikh Jarrah. (was/pip)