Sementaraitu Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah mengapresiasi agenda Subuh Akbaryang diinisiasi warga Al-Quds dan menjadikannya sebagai symbol untukmobilisasi rakyat guna melindungi identitas Masjidil Aqsha.
Haniyahmengatakan &ldquoKehendak bangsa Palestina yang dipahami penjajah dengan baik setiapkali dikira telah berakhir ternyata kembali meledak di hadapan penjajah danini yang akan terjadi di Ramadhan jika penjajah terus melancarkan agresinyadi mana semua tanda di lapangan menyebutkan kesiapan meledak disebabkan agresipenjajah.&rdquo
Kamidi barisan perlawanan Bersama kehendak rakyat dan tidak akan membiarkan agresiIsrael berlangsung di hari raya paskah zionis yang telah direncakan penjajahungkap Haniyah.
Perlawanandalam pertempuran Saif Al-Quds berhasil menyatukan faksi Palestina hal inibukan terjadi secara sengaja kesatuan ini tak akan kembali terpisah ini yangdiputuskan para pemuda Palestina yang melakukan inisiatif menakuti penjajah diNegev Afulah dan Bney Barac lanjut Haniyah.
Haniyahmenyebutkan urgensi peran Lembaga dalam lingkup kesatuan bangsa Arab dan umatIslam serta komitmen Hamas untuk Bersatu di bawah payung Al-Quds yang harusberlanjut untuk membangun kesadaran bangsa Arab dan dunia Islam.
YayasanAl-Quds Internasional didirikan tahun 2000 di ibukota Libanon menggelarkonferensi pertama pada 28 Januari 2001 di Beirut dihadiri lebih dari 3 ributokoh dunia dari 46 negara.
KerjaYayasan Al-Quds antara lain menyelamatkan kota Al-Quds dan melindungiidentitas Arab tempat suci umat Islam dan umat Kristen menghadapi konspirasizionis yang hendak menjadikan Al-Quds sebagai kota yahudi serta mengokohkaneksistensi bangsa Palestina di kota Al-Quds.
YayasanAl-Quds Internasional telah menerbitkan ringkasan laporan kondisi Al-Quds tahun2021 pada bulan Maret setiap tahunnya yang merilis dokumentasi dan analisisrealitas Al-Quds secara mendalam dan menyampaikan rekomendasi untuk parapembuat kebijakan. (mq/pip)