Ketua KomiteKonstitusi Palestina Dr. Mahmud al-Zahar menegaskan merealisir hak kepulanganpengungsi menjadi bagian dari kewajiban nasional berdasarkan konstitusiPalestina.
Dalam sambutannyasaat acara konferensi nasional &ldquoKonstitusi Palestina Sebagai Pemandu Jalan Kemerdekaan&rdquoyang digelar Hamas Senin (28/3) di Pusat Study Rashad al-Shawa di kota Gazauntuk menyatukan visi semua faksi agar kompas tetap pada perjuangan Palestina.
Zahar jugamenyerukan untuk menyatukan potensi dan perjuangan untuk membela Masjidil Aqshadan hak kepulangan pengungsi.
Tokoh Hamas inimenegaskan persoalan Palestina menjadi sasaran upaya penghapusan dari sejumlahpihak dan sayangnya ada keterlibatan dari sejumlah pihak Palestina.
Zahar menuntutuntuk mengkriminalkan normalisasi dengan penjajah Israel dan mengarahkan LembagaPendidikan untuk memperhatikan adab-adab pada konstitusi.
Perlawanan danperjuangan merupakan agenda berkelanjutan untuk membela konstitusi dan tempat suci.Kita harus memperkuat wawasan ini dan konstitusi Palestina tidak akan berubahmeski umur penjajahan berlangsung lama ungkap Zahar.
Kita tidak akanmelakukan pengkhianatan dan akan menceritakannya kepada generasi pelanjutanak-anak dan cucu bahwa kita tidak akan meninggalkan bumi Palestina tidakmembiarkannya hanya sebagai kuburan bagi para syuhada tetapi kita akan membukaterowongan menuju kemerdekaan lanjut Zahar.
Ketua KomiteKonstitusi Palestina ini menyebutkan hak kepulangan pengungsi tak akantercapai kecuali dengan senjata dan tidak boleh menyerah terkait hak iniapapun yang terjadi.
Hak kepulanganpengungsi tak akan hilang dan tak berubah sebagai hak yang sacral dan harusditanamkan dalam benak generasi Palestina sungguh keliru mereka yang mengiraPalestina telah hilang pada peristiwa Prahara tahun 48.
Zahar menjelaskantaka da kemerdekaan bagi sebuah wilayah tanpa membebaskan manusia. Persoalan tawananakan tetap menjadi prioritas uatama perjuangan kita akan meningkatkanpenculikan terhadap tawanan Israel untuk membebaskan para tawanan Palestina.
Peristiwa yangterjadi di Khadera kemarin merupakan karakter alami dari para pemilik tanah yangasli atas para penjajah. (mq/pip)
