Pemimpin gerakan Hamas Shaker Imara menegaskan bahwa apa yangterjadi dan direncanakan oleh pendudukan Israel dan pemukim pendatang Yahudi adalahmasalah berbahaya dengan tujuan untuk memaksakan realitas baru di dalamnya danmerusak status sejarah dan hukum di masjid tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pers pada Rabu (16/3/2022) malam Imaramenekankan bahwa rakyat Palestina siap untuk mempertahankan Masjid al-Aqsha dantempat-tempat suci serta mampu untuk melindunginya.
Dia mengatakan seruan para pemukim pendatang Yahudi dan kelompokekstremis Yahudi lainnya untuk melakukan penyerbuan besar-besaran ke Masjid al-Aqshaoleh ribuan orang merupakan rencana eskalasi yang mungkin terjadi bersamaandengan datangnya bulan Ramadhan. Bila itu terjadi maka Tepi Barat Al-Quds danGaza akan bahu membahu untuk meningkatkan segala bentuk perlawanan.
Imara menyatakan bahwa pendudukan Israel biasa memprovokasiperasaan umat Islam dengan mengamankan penyeruan-penyerbuan yang dilakukan parapemukim pendatang Yahudi ke Masjid al-Aqsha dan memaksakan ritual Talmud didalamnya. Dia memperingatkan bahwa respon otoritas pendudukan Israel terhadapseruan ini dan perlindungan yang diberikan untuk mereka adalah bentuk kejahatanpelanggaran dan provokasi terhadap perasaan umat Islam di dunia dan seluruhrakyat Palestina.
Imara menjelaskan penyerbuan-penyerbuan tersebut dilakukan didepan mata dan telinga dunia Arab dan Islam tanpa ada pengawasan atau tuntutanpertanggungjawaban terhadap tindakan pendudukan Israel yang berusaha untuk memaksakanfait accompli baru yaitu membagi Masjid al-Aqsha secara tempat danwaktu.
Imara menekankan bahwa warga Al-Quds dan seluruh rakyat Palestinaakan menjadi yang pertama mempertahankan al-Quds al-Aqsha dan tempat-tempatsuci mereka. Mereka komitmen untuk mempertahankan Masjid al-Aqsha dan menolakpenodahan terhadap kesuciannya.
Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina siap membela al-Aqsha danmereka tidak akan rugi apa-apa. (was/pip)