Para politisidan pakar yang hadir dalam Konferensi Ke 2 Rakyat Palestina di Luar NegeriJumat (25/2) menyerukan agenda politik bersatu berdasarkan konstitusiPalestina.
Agenda Konferensikali ini mengusung tema: &ldquoAl-Quds Janji Kami&rdquo dimulai sebelum Jumat diIstanbul dihadiri sekitar 1000 orang tokoh Palestina dunia Arab dan duniaIslam dari 50 negara.
Peran RakyatPalestina Di Luar Negeri
Konferensi yangakan berlangsung hingga Ahad ini dimulai dengan seminar politik dengan tema: &ldquoPeranRakyat Palestina Di Luar Negeri Dalam Membangun Proyek Nasional.&rdquo Sejumlah tokohpolitik dan akademisi turut menjadi narasumber dengan moderator Khalid al-Tar&rsquoaniaktifis politik Palestina di AS dan Ketua Organisasi Internasional iPalestina.
Shuruq  al-Abid pengamat urusan pengungsi berbicaratentang dampak Prahara dan Pengusiran Bangsa Palestina serta implikasi daripenderitaan yang masih berkelanjutan di kamp-kamp pengungsi.
Rakyat Palestinadi luar negeri atau diaspora terutama di sejumlah wilayah kerja UNRWA terusmencari kualitas hidup dan hak-hak hukum yang lebih baik resolusi PBBmenetapkan hak kepulangan pengungsi ke tanah air mereka di Palestina.
Al-Abidmenegaskan urgensi perlindungan bagi narasi Palestina dan arship sejarahPalestina serta bekerja memperkuat identitas dan afiliasi diaspora Palestina.
MengelolaPotensi Palestina
Dr. MuhsinShalih Kepala Pusat Study Al-Zaitunah menyerukan untuk membentuk KomiteNasional Pengelolaan Potensi Bangsa Palestina dan menyepakati agenda politiksesuai konstitusi dan mendukung perlawanan.
Shalih menyebutkanPerundingan OSLO telah menyebabkan pelemahan persoalan Palestina dan menimbulkansejumlah krisis di Lembaga Nasional Palestina. Selain itu penting membuatagenda politik reformasi dimulai dengan mengakhiri Perundingan OSLO dan memilihpimpinan baru Palestina yang menghormati logika Palestina dan kompasnya berupahak kepulangan pengungsi.
Mantan AlegYordania Thariq Khauri mengatakan otoritas Ramallah telah terjebak dalamjurang perundingan yang tak mencapai apapun bahkan hanya menambah keyakinanbahwa perlawanan sebagai jalan terbaik meraih kemenangan.
Khaurimenegaskan percepatan langkah normalisasi sejumlah rezim Arab tak mampumengubah apapun dari prioritas dan konstitusi karena persoalan Palestinamerupakan persoalan utama dan bangsa Arab menolak normalisasi dengan penjajahzionis.
Persatuan nasionalPalestina sangat penting untuk menghadapi penjajah dan langkah normalisasimendukung keteguhan warga Al-Quds dalam menghadapi pengusiran dari wilayah BaitulMaqdis lanjut Khauri.
Selain ituharus memanfaatkan potensi bangsa Palestina untuk kepentingan perjuangannyadan menangani perselisihan membentuk strategi perlawanan bersatu dan tidak menyibukandiri dengan prediksi sempit otoritas yang justru memberikan peluang kepadapenjajah untuk proyek permukimannya.
Dr. Ahmad al-AthawanahKepala Pusat Visi Pembangunan Berkelanjutan menyebutkan bahwa kondisi otoritassaat ini terjebak pada perundingan OSLO yang tak dapat diandalkan dankelemahan partisipasi diaspora di pentas politik Palestina merupakanmarginalisasi yang disengaja.
Al-Athawanahmeminta keseriusan untuk membangun Front Nasional yang mampu mengakomodir semuaelemen faksi Palestina dan menyusun kembali Organisasi Pembebasan bagi semuaelemen bangsa Palestina mengelola tekanan diaspora dan meningkatkan kordinasi semuaagenda diaspora Palestina.
Juga diingatkanbahwa perundingan OSLO dan semua implikasinya telah mengisolasi persoalanPalestina dan lemahnya partisipasi diaspora di pentas politik Palestina membuatinternal Palestina secara sepihak memonopoli kebijakan.
Dr. Thayibal-Dajani menegaskan pentingnya keragaman dan pembaruan kebudayaan danperadaban serta mengokohkan kedudukan Baitul Maqdis sebagai poros perjuanganPalestina dan menyerukan untuk memanfaatkan sarana teknologi guna membantuperjuangan Palestina.
Dr. Al-Dajanimenyerukan partisipasi politik bagi segenap elemen Palestina denganmengaktifkan kerja serikat dan membangun hubungan dengan kerangka politik di Afrikadan Amerika Latin serta pentingnya peran warga Palestina dalam memperkuatkebudayaan terkait Palestina dan mengokohkannya.
Ditambahkannyadunia saat ini berbeda dengan sebelumnya sehingga perlu keragaman mimbarbudaya dan mengembangkannya di semua level dan menggunakannya dalam mendukungperjuangan Palestina dan menyatukan sudut pandang dan menyoroti persoalanPalestina. (mq/pip)