Bagiwarga pengungsi Palestina di Lebanon adalah hal yang sudah biasa bila tersebarberita dari waktu ke waktu tentang runtuhnya atap rumah atau runtuhnyatembok rumah yang menimpa para pengungsi Palestina yang tinggal di kamp-kamppengungsi Palestina di Lebanon atau ditemukannya rumah-rumah retak yangterancam runtuh.
Tangisanpara pengungsi Palestina di Lebanon meningkat yang meminta Badan Bantuan danPemberdayaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan faksi-faksi Palestinauntuk turun tangan membantu penduduk yang hidup dalam situasi ekonomi yangmengerikan yang menyebabkan mereka tidak dapat memperbaiki rumah yangmenempatkan mereka dalam risiko permanen.
Dikamp pengungsi Burj al-Barajneh (di pusat ibukota Lebanon Beirut) pengungsiPalestina Issam Abu Taqa terluka pada Selasa (22/2/2022) pagi ketika ataprumahnya runtuh.
KetuaAsosiasi Sosial Tarshiha Adnan Abu Hashem menilai bahwa lembaga PBB tersebut”bertanggung jawab penuh karena mengabaikan berkas renovasi rumah yangterancam runtuh.”
Diamengatakan kepada Quds Press “(UNRWA) mempraktekkan pilih kasihdalam memilih keluarga-keluarga untuk mendapat manfaat dari program renovasidi tengah-tengah ketidakmampuan para pengungsi Palestina untuk merenovasi rumahmereka karena kesulitan yang mereka hadapi dalam mengimpor bahanbangunan” katanya.
Sementaraitu aktivis HAM di Yayasan Palestina untuk HAM “SHAHID” HassanSayida mengatakan “Fenomena dan krisis rumah rusak yang hampir runtuh dikamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon masih terus memburuk dari hari kehari.”
Menurutnyaseperti dia katakan kepada Quds Press retakan di rumah-rumah parapengungsi tersebut disebabkan oleh “kesulitan memasukkan bahan bangunan kedalam kamp dan karena tidak dibangun sesuai dengan tehnik bangunan selain airyang digunakan dalam konstruksi yang salinitasnya melebihi 80 persen.”
Diameminta UNRWA untuk “memikul tanggung jawabnya dan melakukan survei teknikterhadap rumah-rumah yang terancam runtuh dan bekerja untuk merenovasisesegera mungkin.”
Sementaraitu juru bicara UNRWA di Lebanon Huda Samra mengatakan “Menurutstatistik terbaru UNRWA hampir tujuh ribu rumah di semua kamp pengungsiPalestina di Lebanon perlu direnovasi.”
Diamenjelaskan kepada Quds Press bahwa “proses renovasi hanya dapatdilakukan dengan menyediakan dana untuk proyek-proyek tersebut darinegara-negara donor dan bukan dari anggaran umum UNRWA.”
Samramenegaskan bahwa UNRWA “akan melanjutkan upayanya untuk mendapatkan proyekrestorasi untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan semua pengungsi Palestina yangtinggal di Lebanon.”
Warga”Palestina Lebanon” tinggal di 12 kamp pengungsi dengan kondisiekonomi dan kemanusiaan yang sulit. Kondisi mereka ini diperburuk lagi olehkrisis keuangan ekonomi dan politik yang menimpa Lebanon dan runtuhnya nilaimata uang lokal di negara tersebut. (was/pip)