Organisasi Internasional Pembela Hak Anak (Defensefor Children International) Palestinemelaporkan bahwa anak 16 tahun Muhammad Akram Abu Salah ditembak mati olehpenembak jitu Israel dari jarak 250 meter saat penyerbuan kota Al-SailaAl-Harithiya di Jenin pada Minggu malam 13/2 lalu.
Anak tersebut Muhammad Abu Salah dari kotaYamoun sebelah barat Jenin adalah anak pertama yang gugur syahid oleh pelurupasukan Israel tahun ini menurut dokumentasi Gerakan Internasional untukPertahanan Anak – Palestina.
Menurut seorang saksi mata Gerakan internasionalini pasukan penjajah Israel menyerbukota Al-Silah Al-Harithiya sekitar pukul 10.00 WIB pada Minggu (13/2) dengantujuan menghancurkan sebuah rumah. Serangan ini seiring dengan penerapan blockadeterhadap kota itu yang menyebabkan meletusnya konfrontasi selama seranganpasukan Israel dan warga memprotespembongkaran tersebut.
Saksi mata menyatakan bahwa Muhammad dansepupunya yang berusia 17 tahun tiba di tempat itu setelah konfrontasi meredadan tanpa peringatan pasukan pendudukan kembali dan menembakkan peluru tajamke arah warga di mana Muhammad dan sepupunya berdiri yang mengarah ke melukaianak Muhammad dengan peluru di mata kanannya saat di saat hendak melarikan diridari daerah itu. Sementara sepupunya terkena pecahan peluru di tangan kirinyaketika dia mencoba membantunya.
Seorang saksi mata mengatakan peluru yangmengenai Muhammad ditembakkan oleh penembak jitu Israel yang ditempatkan disebuah rumah yang sedang dibangun sekitar 250 meter dari keberadaan anakMuhammad dan sepupunya.
Anak Muhammad dibawa dengan kendaraan pribadike sebuah rumah sakit di Jenin dan sekitar pukul 01.00 Senin (14/2/2002) paradokter mengumumkan bahwa ia telah meninggal karena luka-lukanya.
Dan laporan medisnya menyatakan bahwa bagiankanan kepala terkoyak mata tidak pada tempatnya dan jaringan otak terlihatberdarah.
Patut dicatat bahwa selama satu tahun terakhir(2021) pasukan pendudukan membunuh 78 anak Palestina di Tepi Barat termasuk Al-QudsTimur dan Jalur Gaza dan itu dianggap sebagai salah satu tahun palingmematikan bagi anak-anak Palestina sejak 2014.
Defense for Children International menegaskankembali bahwa pasukan pendudukan Israel terus membunuh anak-anak Palestinatanpa takut akan akibatnya. Mereka diuntungkan karena kekebalan hukum yangmereka nikmati.
Dia menekankan bahwa di bawah hukuminternasional kekuatan mematikan yang disengaja hanya dibenarkan dalam keadaandi mana ada ancaman langsung terhadap kehidupan atau terluka serius. Namuninvestigasi dan bukti dari data yang dihimpun secara teratur menunjukkan bahwapasukan penjajah menggunakan kekuatan mematikan terhadap anak-anak Palestinadalam keadaan yang mungkin merupakan pembunuhan di luar proses hukum ataupembunuhan berencana. (at/pip)