Polisi pendudukan Israel dengan menggunakan kekuatan pada Rabu (13/1/2022)malam bertindak represif terhadap demonstrasi yang kembali terjadi di wilayahNegev di wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 (Palestina48) setelah penjajah Israel memperpanjang penahanan sejumlah demonstran yangditangkap selama dua hari terakhir ketika mereka menghadang penghancuran tanahdesa al-Atrash yang telah dicabut pengakuannya.
Aksi protes kembali dilakukan warga setelah alat-alat berat pendudukanIsrael di waktu sebelumnya mengakhiri agresi mereka di wilayah tanah keluargaal-Atrash dekat desa Sawa di Negev di bawah perlindungan pasukan keamanan denganpersenjataan lengkap di tengah-tengah suasana tegang menyusul serangan dan operasipenangkapan yang terjadi terhadap sekitar 46 orang pada hari Selasa dan Rabu.
Para demonstran membakar ban dan berusaha menutup persimpanganjalan utama di Shaqib al-Salam Rahat dan Tel al-Saba. Mereka menuntutpembebasan segera para demonstran yang ditahan yang berjumlah lebih dari 46orang termasuk wanita dan anak-anak.
Polisi pendudukan Israel menembakkan peluru karet dan tabung gasair mata ke arah para demonstran. Mereka menyebar dalam jumlah besar di daerahTel Sheva bersiap untuk menyerang para pengunjuk rasa.
Pada Rabu malam pasukan pendudukan Israel menangkap lima pemudaempat dari kota Shaqib al-Salam dan satu dari kota “Tel Sebaa”.Penangkapan dilakukan dengan dalih bahwa mereka “terlibat dalam pelemparanbatu pembakaran ban karet dan mengganggu ketertiban umum.”
Pada Rabu pagi pasukan pendudukan Israel mencegah pendudukmemasuki tanah mereka yang menjadi sasaran perataan. Sementara buldoser Israelmulai meratakan tanah selama tiga hari berturut-turut.
Konfrontasi meletus setelah ada upaya dari warga untuk menghadangalat-alat berat pendudukan Israel dan polisi pendudukan Israel menembakkan bomsuara serta melakukan operasi penangkapan baru sambil bertindak represifterhadap para demonstran. (was/pip)