Mon 5-May-2025

Abu Diab: 2021 Tahun Terburuk Al-Quds

Kamis 30-Desember-2021

Pakar spesialis urusan Al-QudsFakhri Abu Diab menyebut tahun 2021 sebagai &ldquotahun terburuk&rdquo &nbspterhadap kota suci Al-Quds dalam halkebrutalan pembongkaran pemindahan pengusiran keluarga dan upaya pendudukanIsrael untuk memaksakan status quo baru di Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak.

Anggota Komite PertahananSilwan Abu Diab menegaskan bahwa aksi protes besar-besaran massa Palestina atauyang dikenal dengan Habbatul Al-Quds di Bab al-Amud terjadi karena seranganpendudukan Israel dan upayanaya mengosongkan jamaah Masjid Al-Aqsha danmengusir penduduk Sheikh Jarrah dan Batn al-Hawa dari rumah mereka.

Dia menjelaskan bahwa daerah dibawah kendali langsung pemerintah kota pendudukan Israel di Al-Quds menjadiajang penghancuran sekitar 170 rumah tahun ini sepertiga dari itu merusak dirisendiri untuk menghancurkan moral dan kekuatan rakyat.

Dia menyatakan bahwa hampir22.000 unit rumah di Al-Quds sejauh ini telah menerima surat perintahpembongkaran. Ini berarti bahwa sepertiga dari warga Al-Quds terancam akandihancurkan dan diusir dari rumah mereka.

Ketidakseimbangan Demografis

Abu Diab menambahkan “PendudukanIsrael terus bekerja menciptakan kerusakan/ketidakseimbangan dalam strukturdemografis dan membuat pemukim Yahudi menang di samping banyak proyek yahudisasiuntuk merumuskan dan menulis sejarah baru untuk kepentingan narasi TalmudYahudi di Al-Quds.”

Dia memperingatkan “Tahun2021 juga menyaksikan peningkatan jumlah pemukim dan ekstremis yang menyerbuMasjid Al-Aqsha dan upaya untuk memaksakan fakta baru dengan dukungan polisipendudukan Israel terutama pelaksanaan shalat berjamaah dengan persetujuan daripengadilan pendudukan.”

Dia menambahkan bahwa tahunini Masjid Al-Aqsa menyaksikan penyerbuan halamannya oleh sekitar 37.000pemukim dan di antara mereka adalah ekstremis yang sekarang menyerukan secaraterbuka membongkar Al-Aqsha dan membangun kuil mitos sebagai penggantinya.&rdquo

Dia memperingatkan upayapendudukan Israel “sabotase dan perampasan” bagian dari MasjidAl-Aqsa terutama di wilayah timur dan mengalokasikannya unuk pemukim yahudi untukmelakukan ritual Talmud mereka.

Dia menambahkan “Tahunini juga terjadi kegagalan warga Palestina mendapatkan izin bangunan Palestinadan upaya untuk menghancurkan seluruh perkampungan di kota Al-Quds sepertiWadi Yasoul dan Wadi Al-Bustan.”

Barak Militer

Abu Diab mengingatkan fakta bahwaotoritas pendudukan Israel dan asosiasi pemukiman selama tahun 2021 mencuri sekitar18.000 dunam tanah di Al-Quds untuk tujuan Yahudisasi selain menyetujuipembangunan hampir 20.000 unit pemukiman di kota dan pinggiran kota dandesa-desa.

Abu Diab menyatakan bahwasepanjang tahun 2021 Al-Quds menjadi “barikade dan barak militer”bagi pasukan pendudukan Israel yang menggali dua terowongan tahun ini daridaerah bersejarah Ein Silwan dan Masjid Ein Silwan menuju Kota Tua dan MasjidAl-Aqsa.

Abu Diab menunjukkan bahwapendudukan “hampir menghapus” perwalian Kerajaan Hasyimiyah Yordaniadi Masjid Al-Aqsha “dan itu menjadi formalitas karena restorasi danpekerjaan renovasi lain tidak diizinkan di masjid dan pendudukan Israel menangkapbanyak pekerja yang berafiliasi dengan organisasi Departemen Wakaf Islam.”

Abu Diab juga menunjukkan bahwapendudukan Israel ingin mengakhiri dan menyelesaikan masalah Al-Quds danmenyelesaikan keyahudiannya seperti yang diinginkan bersatu di kedua bagiansebagai ibu kotanya tetapi ketabahan rakyat gerakan Yerusalem dan dukungandari Gaza dan interior yang diduduki menyebabkan pembatalan banyak proyekyang berkontribusi pada pelestarian Yerusalem pada banyak identitasnya”.

Abu Diab mengatakan bahwapendudukan memanfaatkan perjanjian normalisasi dengan rezim Arab yangpersyaratannya bahwa tidak ada konsensus Arab penuh tentang Masjid Al-Aqsha dankota Al-Quds dan upaya untuk menetralisirnya.

Abu Diab memperingatkan bahwasemua yang dilakukan otoritas pendudukan “bertentangan dengan hukum danundang-undang internasional tetapi ada sikap diam dunia Arab dan Islam yangmemalukan atas pelanggaran terus terjadi di Al-Quds.”

Peneliti Al-Quds inimenyatakan “Sikap diam dunia internasional memungkinkan pendudukan untuk melanjutkantindakan kejahatannya di Al-Quds dan memaksa rakyatnya untuk membayar sekitar57 juta shekel untuk kepentingan apa yang disebut bangunan ilegal saja selainmenghancurkan dan tidak memberikan ijin bertepatan dengan peningkatan danintensifikasi pembangunan permukiman Yahudi.&rdquo

Dia menyatakan bahwa pendudukanberusaha agar warga Al-Quds kehilangan keamanan dan keselamatan sosialpsikologis keluarga dan bahkan spiritual terutama upaya untuk mengosongkanMasjid Al-Aqsha mengganggu mereka secara politik dan mencoba melumpuhkan kotasecara ekonomi selain mencoba mengubah nama jalan di kota dan membajak (israelisasi)kurikulum pendidikan.”

Dia melanjutkan “PendudukanIsrael selama tahun 2021 secara bertahap mengubah identitas dan landmark Al-Qudsdan melucutinya dari warisan peradaban Arab dan Islam menyembunyikan landmark identitasaslinya. Jika tidak ada ketabahan dan kekuatan warga Al-Quds maka pendudukanakan berhasil mengubahnya menjadi Yerusalem sesuai keinginan Israel.&rdquo (at/pip)



Tautan Pendek:

Copied