Hari Selasa (21/12/2021) otoritas pendudukan Israel mengeluarkan keputusanpencekalan tarhadap khatib Masjid al-Aqsha Syaikh Ikrima Sabri dari bepergianke luar Palestina selama 4 bulan dengan dalih bahwa dia merupakan ancaman bagikeamanan pendudukan Israel.
Keputusan otoritas pendudukan Israel untuk mencekal Syaikh Sabri selamaempat bulan yang berakhir pada 29 Maret 2022 adalah keputusan ketigaberturut-turut untuk mencegahnya bepergian ke luar negeri.
Syaikh Sabri menyebut keputusan itu sebagai “sewenang-wenangtidak adil dan tidak beralasan” bertentangan dengan hak asasi manusiayang paling dasar serta konvensi dan hukum internasional.
Dia menegaskan bahwa dia akan berkomunikasi dengan dunia melaluisitus jejaring sosial dan keputusan Israel ini tidak akan menghalangikomunikasinya dengan semua orang.
Otoritas pendudukan Israel sebelumnya telah mencekal Syaikh Sabrimelakukan perjalanan selama empat bulan dengan dalih “aktivitasnya yangbermusuhan dan menimbulkan ancaman bagi keamanan negara pendudukan Israel.”
Sebelumnya pasukan pendudukan Israel juga telah mencegah Syaikh Sabriuntuk bertemu atau berbicara dengan beberapa tokoh Palestina di wilayahpendudukan tahun 1948.
Dia juga ditangkap beberapa kali yang terakhir pada tanggal 10 Maretlalu dan berulang kali dideportasi dari Masjid al-Aqsha dan sekitarnya selamabeberapa bulan.
Pendudukan Israel menarget warga al-Quds melalui penangkapandeportasi dan denda dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari Masjid al-Aqshadan membiarkan tempat suci tersebut menjadi target ambisi koloni permukimanIsrael. (was/pip)
