Peneliti al-Quds Rasem Obeidat Rabu (15/12/2021) memperingatkanbahaya rencana koloni permukiman baru yang akan didirikan pendudukan Israel dibeberapa perkampungan di kota al-Quds yang bertujuan untuk mengubah realitasdemografis dan geografis di Kota Suci tersebut.
Rasem Obeidat menjelaskan bahaya rencana”lama baru”dengan menyita apa yang disebut “properti yang ditinggalkan pemiliknya”di al-Quds oleh “Unit Wali Jenderal” (Kantor Properti yang DitinggalkanPemiliknya) di Kementerian Keadilan Pemerintah Pendudukan Israel.
Pencurian properti warga al-Quds
Obeidat memperingatkan bahwa rencana ini bertujuan terutama untukmengontrol jumlah terbesar properti al-Quds terutama di kota-kota al-Quds dekatpermukiman Israel. Demikian seperti dikutip Freedom News.
Dia menyatakan bahwa rencana rencana antisipasi atau spontan.Karena orang-orang al-Quds dihadapkan pada 5 rencana proyek permukiman Israel yangbertujuan merampok properti yang tidak memiliki dokumen pendaftaran lengkapselain “properti yang ditinggalkan pemiliknya” dan mengalihkankepemilikannya ke tangan pemukim Yahudi dan asosiasi Talmud.
Obeidat menambahkan bahwa pengawasan properti akan dialihkan kepemukim yang dianggap paling ekstremis yang bekerja untuk mengusir danmenggusur penduduk asli di al-Quds.
&ldquoWali Jenderal&rdquo menguasai hampir 900 properti Palestina di al-Qudsmenurut undang-undang khusus yang disetujui oleh pemerintah pendudukan Israel padatahun 1970 di bawah klaim bahwa pemiliknya tidak diketahui meskipun mereka (parapemilik properti) tinggal di dalamnya sebagai persiapan untuk mengalihkan kepemilikanproperti-properti tersebut kepada para pemukim pendatang Yahudi.
Ummu Harun
Senin (13/12/2021) lalu surat kabar Haaretz melaporkanbahwa mereka telah memperoleh dokumen yang menunjukkan bahwa “Wali Jenderal”memeriksa kemungkinan mempromosikan rencana pembangunan di 5 wilayah al-Qudstermasuk kampung yang dikenal sebagai “Umm Harun” yang akandidirikan di bagian barat Sheikh Jarrah di mana di sana tinggal.45 keluargaPalestina kebanyakan dari mereka di properti yang dikelola oleh “Wali Jenderal”dan terancam mengalami pengusiran.
Haaretz menambahkan bahwa “Wali Jenderal” menguasai 33 bidangtanah dari 58 bidang tanah di “Umm Harun” dan apa yang disebut”otoritas pertanahan” pendudukan Israel merampas 5 bidang lainnyayang berarti pendirian ratusan unit permukiman di jantung kampung tersebut.
Haaretz juga mengungkapkan bahwa “Wali Jeneral” sedangmemeriksa pembangunan puluhan unit permukiman di atas lahan seluas 6000 meterpersegi di kota Beit Hanina utara kota dan pembangunan kompleks lain antaraBeit Safafa dan Sur Baher serta mempromosikan rencana lain di daerah Babal-Amud di mana mereka 10 keluarga pemukim pendatang Yahudi menguasai rumah-rumahdi dalamnya.
Seminggu yang lalu surat kabar tersebut menerbitkan rencana permukimandi dekat kammpung Beit Safafa untuk mendirikan kampung “Givat Shaked”.Haaretz mengatakan &ldquoProyek ini adalah salah satu hal yang dipromosikan oleh UnitWali Jenderal.”
Pembersihan etnis
Obeidat mengatakan rencana itu datang dalam konteks kelanjutanoperasi pembersihan etnis terhadap penduduk al-Quds.
Dia melanjutkan “Kami menghadapi proyek pengusiran danpembersihan etnis untuk membalikkan realitas demografis dan geografis danuntuk mengubah pemandangan keseluruhan di al-Quds dari pemandangan Arab Islamdan Kristen menjadi pemandangan Yahudi Talmud dan Taurat secara mutlak.”
Peneliti al-Quds ini memperingatkan bahwa salah satu strategipendudukan Israel untuk menguasai al-Quds adalah dengan melakukan pembantaianterhadap batu-batu Palestina. Dia merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada bulanJuli 2019 di mana di wilayah Wadi Al-Homs telah terjadi pembantaian batu-batu secarabesar-besaran ketika pendudukan Israel menghancurkan lebih dari 72 apartemen dial-Quds sekaligus.
Dalam konteks ini dia menyinggung rencana pendudukan Israel untukmenghancurkan gedung al-Sumud di Wadi Yasul dan menggusur 10 keluarga yang terdiridari 70 jiwa di samping bahaya serupa yang menimpa 58 rumah lain di Wadi Yasuldengan dalih bahwa bangunan tersebut tidak berizin.
Dia menyatakan bahwa pendudukan Israel fokus pada penghancuran mandiridengan memaksa warga Palestina untuk menghancurkan rumah mereka dengan tanganmereka sendiri. “Agar tidak terungkap kejahatannya ke dunia dan tidak mendapatkankecaman dan kutukan internasional.”
Obeidat menambahkan “Pendudukan Israel ingin agar orang-orangal-Quds melakukan pembongkaran rumah mereka sendiri. Karena itu sekarang ini kamimenghadapi strategi baru yang bertujuan untuk mengusir dan menggusur orang-orangal-Quds.”
Sejak menduruki seluruh al-Quds pada tahun 1967 pendudukan Israel telahmenghancurkan lebih dari 2.000 rumah di kota tersebut. Pendudukan Israel juga menempuhkebijakan agresif rasis sistematis terhadap al-Quds dengan tujuan memperketatkontrol atas al-Quds melakukan yahudisasi dan memperketat jerat pada pendudukaslinya melalui serangkaian keputusan dan tindakan sewenang-wenang yang menyasarsemua aspek kehidupan sehari-hari warga al-Quds.
Di antara langkah-langkah ini otoritas pendudukan Israel menghancurkanrumah dan fasilitas setelah menempatkan banyak hambatan dan rintangan bagikeluarnya izin bangunan untuk kepentingan warga al-Quds agar mereka tidak bisamendapatkan izin pendirian bangunan.
Pada saat otoritas pendudukan Israel menghancurkan rumah-rumahPalestina mereka menyetujui izin bangunan untuk ribuan unit rumah di koloni-kolonipermukiman Israel yang dibangun di tanah al-Quds. (was/pip)