Pernyataan Perdana Menteri Otoritas Palestina di Ramallah MuhammadShtayyeh yang menolak untuk mengalokasikan gaji bulanan para pejabat tinggi kepadapara pedagang al-Quds untuk mendukung agar tetap bertahan menghadapi tindakanotoritas pendudukan Israel menimbulkan kekecewaan yang meluas di kalangan parapedagang al-Quds.
Para pedagang al-Quds menyatakan bahwa pernyataan Shtayyeh disampaikandi saat pengeluaran dana selangit yang dihabiskan untuk gaji yang tinggi danhak keistimewaan yang diberikan kepada para pejabat di Otoritas Palestina.
Tuntutan yang adil
Anggota Komite Umum Pedagang al-Quds Faraj Wazouz mengungkapkanketerkejutannya atas apa yang disebutnya sebagai reaksi Shtayyeh terhadaptuntutan adil yang mereka ajukan kepada Perdana Menteri Otoritas Palestina diRamallah.
Wazouz mengatakan “Sebagai gerakan komersial kami terkejutdengan reaksi Shtayyeh terhadap tuntutan yang adil dan keharusan ini untukmemperkuat para pedagang Palestina agar tetap bertahan di al-Quds.” Diamenambahkan “Pintu Otoritas Palestina adalah pintu terakhir yang diketuk parapedagang untuk mendukung mereka dengan harapan sebagian dari tuntutan adilmereka ini akan terpenuhi.” Namun dia menambahkan &ldquoKami sangat terkejutdengan responnya. Yang bertentangan dengan apa yang kami harapkan bahwa diaakan mendengarkan kami dengan tangan terbuka.&rdquo
Wazouz menkritik dalih Shtayyeh tentang ketidakmampuan mereka untukmengalokasikan gaji bulanan para pejabat tinggi untuk para pedagang di al-Quds.Dia mengatakan “Ada korupsi besar di dalam Otoritas Palestina. Olehkarena itu ada dana yang seharusnya bisa untuk mendukung para pedagang al-Qudsuntuk bisa bertahan dan meningkatkan spirit mereka.”
Dia menekankan bahwa kalangan pedagang al-Quds adalah bagian yang menjaditarget pendudukan Israel. Yang dengan sengaja membatasi mereka terutama diKota Tua dengan tujuan untuk memaksa mereka tutup dan pergi.
Dia melanjutkan “Kita membutuhkan sistem kekebalan untukmenjadi kuat melawan serangan-serangan pendudukan Israel.”
Respon yang tidak dapat diterima
Anggota Dewan Legislatif Palestina yang diusir dari kota al-QudsAhmed Attoun menegaskan bahwa dia sangat terkejut dengan respon Shtayyeh&ldquosebagai juru bicara badan resmi yang mewakili piramida kekuasaan atasperwakilan pedagang kota al-Quds.&rdquo Dia mengingatkan respon tersebut &ldquotidakdapat diterima karena para pedagang al-Quds adalah simbol kemuliaankebanggaan dan martabat.&rdquo
Attoun menggambarkan sikap Shtayyeh yang menolak untuk mendukung parapedagang al-Quds sebagai sikap yang “memalukan terutama di tengah-tengah permintaankami kepada dunia untuk mendukung warga al-Quds sementara Otoritas Palestina menjadiyang pertama meninggalkan mereka!!”.
Dia menambahkan “Para pedagang al-Quds bukanlah pengemis.Mereka hanya mengangkat sebuah persoalan dan mereka tidak pantas ditanggapidengan sikap dan arogansi seperti itu.”
Dia melanjutkan “Warga al-Quds adalah orang-orang yangmematuhi keputusan nasional dan menutup toko mereka ketika diminta untukmelakukannya dan berdiri sebagai penghalang yang dapat ditembus olehpenyelundupan properti di kepada pihak penjajah Zionis.&rdquo
Mereka juga yang mendukung ekonomi melalui sikap mereka yang tetapmenjaga identitas Arab-Islam di al-Quds. Mereka telah memberikan dukungankepada para tawanan melalui sumbangan mereka ke kantin tahanan selainmengumpulkan sumbangan untuk warga Gaza.
Attoun mempertanyakan “Apakah ini yang pantas diterima olehpara pedagang al-Quds yang sedang menghadapi langkah-langkah yang dilakukanpenjajah Israel terhadap kota al-Quds dan warganya dengan tujuan untukmengosongkan kota tersebut dari penduduk aslinya?”
Aleg dari daerah pemilihan al-Quds ini sebelumnya berharap Shtayyehmempelajari gagasan tersebut dan membentuk komite untuk menghasilkanlangkah-langkah efektif untuk meningkatkan ketabahan para pedagang al-Quds dalammenghadapi pendudukan Israel.
Dia menekankan bahwa mendukung 1.400 pedagang al-Quds yangkehilangan sumber mata pencaharian mereka di al-Quds akibat sikap teguh merekauntuk bertahan menghadapi rencana pendudukan Israel adalah lebih penting danutama dari membayar gaji kepada lebih dari 69.000 pegawai di dinas keamananyang perhatian pertama dan terakhir mereka adalah menjaga keamanan pendudukan Israeldan untuk melakukan koordinasi keamanan dengan penjajah (Israel).
Atoun melanjutkan “Kami tahu bahwa kita bukan negara minyak.Tapi mengapa Otoritas Palestina sepenuhnya siap untuk menghabiskan ribuan dolardan jutaan syikal untuk mengadakan pesta dan aneka kegiatan untuk beberapapejabat korup di Otoritas Palestina dan tidak siap untuk berdiri bersama wargaal-Quds dan mendukung mereka agar bisa tetap bertahan?!”
Dia menganggap bahwa tanggapan Shtayyeh tersebut menegaskan bahwa al-Qudstidak ada dalam daftar prioritas Otoritas Palestina yang berarti secaraterang-terangan telah melepaskan kota al-Quds dan mengabaikannya secara jelas. Bahwaal-Quds tidak pernah ada dalam pikiran Otoritas Palestina. (was/pip)