Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyehmengatakan membludaknya kerumunan massa pada prosesi pemakaman pemimpinnasional Wasfi Qabha adalah bukti pembaruan perjanjian setia kepada Hamas danperlawanan tidak mengakui penjajah tidak merelakan sejengkal pun tanahPalestina dan berpegang teguh pada seluruh wilayah Al-Quds sebagai ibu kotanegara Palestina.
Dalam pidato di telepon pada pemakaman mendiangQabha di Jenin Haniyeh menjelaskan bahwa massa yang turun ke jalan Tepi Barat secarabesar-besaran untuk pria pemuda dan juga pemimpin Hamas &ldquoQabha&rdquo membuktikan kemampuangerakan Hamas menyerap perubahan beradaptasi dengan semua keadaan danmengatasi tantangan.
Haniyeh menganggap Mobilisasi Massa sebagaibukti bahwa generasi didikan Al-Ayyash masih terikat perjanjian dan bahwaAl-Qassam tidak akan kehabisan orang-orang besar dan orang-orang hebat yang mengorbankannyawa dan ruh mereka dalam membela Al-Quds dan Al-Aqsha yang bersatu denganGaza dan Palestina 1948 meski konspirasi sangat keras dan kompleksitas masalahyang mereka hadapi.
Haniyeh percaya bahwa partisipasi para pemimpindan elit dalam pemakaman ini dan pemakaman sebelumnya pemakaman Abu Asifal-Barghouti menegaskan dukungan rakyat Palestina pilihan perlawanan danpemimpinnya. Rakyat Palestina tidak akan melepaskan prinsip dasar perjuangan dantidak meninggalkan para pejuangnya.
Kepala Biro Politik menganggap pemakamankhidmat di Tepi Barat sebuah kesaksian sejarah bahwa Tepi Barat adalah bagianintegral dari tanah yang diberkahi ini dan bahwa itu adalah arena kebenarandalam sejarah konflik dengan Israel sebagai penjajah.
Haniyeh berkata “Pemakaman yang dipenuhioleh massa dan rakyat di Tepi Barat hanya dapat dilakukan untuk orang dewasayang hebat dan setia yang membawa Al-Quran dan senjata dan maju di semua babakperjuangan Palestina.&rdquo
Ratapan Pemimpin
Haniyeh menggambarkan mendiang pemimpin Qabha sebagaisosok yang agung kepribadian yang terintegrasi kepemimpinan yang luar biasadalam dimensi organisasi nasionalisme dan pemerintahannya ketika ia menjabatsebagai menteri dalam pemerintahan kesepuluh.
Dia menyatakan Almarhum Abu Osama (Qabha) adalahpemimpin Robbani ideologis yang dibesarkan di meja Al-Quran dan dibesarkan diHamas dan maju di semua babak dan tahapan perjuangan.
Qabha menampilkan citra pemimpin Hamas yangpemberani pemimpin nasional yang mengalami peningkatan di semua platform dankesempatan dan mengekspresikan vitalitas perjuangan Palestina.
Haniyeh menyatakan bahwa almarhum adalahseorang menteri dan negarawan di pemerintahan kesepuluh Palestina dan bekerjasebagai pembela masalah tawanan (tahanan) Palestina di semua forum dan bidang.
Saif Al-Quds Masih Terhunus
Haniyeh mengirim pesan kepada orang-orang TepiBarat bahwa pedang suci Yerusalem tidak akan disarungkan kecuali denganpembebasan Yerusalem dan para tahanan.
Mengakhiri pidatonya Haniyeh mengatakan”Berjalanlah di atas berkah Allah dan injak-injak bumi dengan kakimu dandi tembok Al-Quds akan ada pertemuan dan di halaman serta pelataraanya akanada sujud kemenangan dan ucapan syukur.” (at/pip)