Tue 6-May-2025

Serangan Israel di Tempat-tempat Suci untuk Menguasai Sejarah al-Quds

Selasa 26-Oktober-2021

Ketua Komite al-Quds untuk Menentang Yahudisasi Nasser al-Hadmi mengatakan bahwa keegigihan pendudukan Israel untuk menyerang tempat-tempat suci Islam di al-Quds seperti Masjid al-Aqsha pemakaman Yusufiya dan pemakaman Bab al-Rahma bertujuan untuk menguasai potret perdaban dan sejarah kota suci tersebut.
Al-Hadmi menambahkan bahwa pendudukan Israel bersikeras menyerang tempat-tempat suci Islam di al-Quds karena melihat bahwa tempat-tempat ini membuktikan identitas tempat dan citra peradabannya yang mengambarkan tentang sejarah panjang umat Islam dan Arab di kota al-Quds dan berakar mereka di kota suci tersebut sejak awal sejarah.
Al-Hadmi menilai bahwa “pendudukan Israel melihat tempat-tempat ini ancaman eksistensial bagi penjajah Israel membuktikan kepalsuan narasi Zionis dan membuktikan bahwa penjajah Israel ada baru saja di tempat itu dan bahwa setelah 54 tahun pendudukan mereka di kota tersebut mereka tidak mampu mengubah citra peradaban di kota tersebut.”
Dia menambahkan “Di pemakaman Yusufiya pendudukan Israel menyerang hak-hak orang hidup dan mati. Mereka mendatangkan malapetaka di dalamnya untuk mengubah citra dan karakter Arab-Islamnya.”
Al-Hadmi menjelaskan bahwa pendudukan Israel bersikeras membangun “Taman Taurat dan Nasional” khususnya di sebelah tembok al-Quds dan di sekitar kota tua untuk mengosongkan tempat-tempat ini dari setiap bangunan atau kehadiran Arab Palestina di dalamnya.
Dia melanjutkan “Pendudukan Israe sangat ingin menguasai potret peradaban kota al-Quds agar tidak ada preseden hukum yang membuat mundur yahudisasi tempat itu. Pendudukan Israel juga sangat ingin melakukan yahudisasi tempat-tempat di sekitar Kota Tua dan memberikannya karakter Yahudi sehingga setiap pengunjung kota melihat karakter Yahudi sebagaimana diklaim penjajah Israel.”
Al-Hadmi melihat bahwa kegigihan penjajah Israel untuk melakukan yahudisasi tempat-tempat suci di kota tersevbut terjadi karena penjajah Israel menyadari kegagalannya untuk melakukan yahudisasi setelah 54 tahun menduduki kota tersebut. (was/pip)

&nbsp

Tautan Pendek:

Copied