Tue 6-May-2025

Israel Tebangi Lebih 9000 Pohon di Tepi Barat Selama Tahun Lalu

Selasa 12-Oktober-2021

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengkonfirmasi hari ini Selasa bahwa pasukan pendudukan Israel merusak lebihdari 9.300 pohon di Tepi Barat selama setahun terakhir. Para petani Palestina seharusnyamemiliki akses aman ke ladang zaitun mereka di Tepi Barat secara tepat waktu dancukup selama musim panen zaitun.

Seruan ini disampaikan di tengah tantangan tigalapis yang dihadapi petani dan keluarga Tepi Barat berupa (1) pembatasan yangdiberlakukan terhadap petani yang ladangnya terletak di belakang tembok pemisahdi Tepi Barat dan dekat permukiman-permukiman Yahudi (2) meningkatnyapelecehan dan kekerasan dari pemukim dan pos militer terhadap petani danproperti mereka yang biasanya meningkat secara signifikan selama musim panenzaitun di samping (3) meningkatnya efek perubahan iklim.

Data ICRC menunjukkan bahwa selama satu tahun(Agustus 2020 – Agustus 2021) penjajah Israel menghancurkan lebih dari 9.300pohon di Tepi Barat.

Hal ini semakin memperumit situasi yang sudahsulit dan memperdalam krisis karena ladang petani Palestina terletak dibelakang sekat pemisah atau di dekat pemukiman harus mengajukan izin khusus danberkoordinasi terlebih dahulu untuk mengakses tanah mereka.

Sementara itu kepala delegasi ICRC di Al-QudsEls Diboff mengatakan “Selama bertahun-tahun ICRC telah mengamatipeningkatan musiman dalam kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel yangtinggal di beberapa permukiman di Tepi Barat terhadap petani Palestina danproperti mereka pada periode menjelang panen zaitun juga selama musim panenpada bulan Oktober dan November.&rdquo

Dia menambahkan &ldquoPetani juga menjadi sasarantindakan pelecehan dan kekerasan yang bertujuan untuk mencegah keberhasilanpanen serta menghancurkan peralatan pertanian dan mencabut serta membakarpohon zaitun. Ini adalah masalah yang sangat memprihatinkan dan kami akanmelanjutkan dialog kami dengan otoritas yang bertanggung jawab.”

Tim lapangan ICRC di seluruh Tepi Baratmemantau dengan cermat pembatasan akses petani ke tanah mereka dan titik-titikkekerasan yang mempengaruhi petani Palestina selama panen zaitun dan sedangberdialog dengan otoritas Israel dan Administrasi Sipil untuk panen yang amandan sukses.

Selain pembatasan dan kekerasan yang sedangberlangsung perubahan iklim dan perubahan pola cuaca telah memperburuk krisisbagi petani karena tahun 2020 terjadi panen zaitun yang sangat buruk danpenurunan panen zaitun sebesar 55%. Hal ini disebabkan oleh fenomena&ldquomengambang&rdquo atau &ldquobergantian&rdquo antara beban berat dan beban ringan yang dialamioleh beberapa pohon buah-buahan di samping persebaran curah hujan dan suhu yangtidak merata selama siklus pertumbuhan.

ICRC mengisyaratkan bahwa mereka mendukungpetani Palestina yang ladang zaitunnya terletak di dekat pembatas pemisah diTepi Barat atau di dekat pemukiman Yahudi pos-pos penjagaan sepanjang musimpanen dengan membantu mereka mengakses tanah mereka dengan aman dan tepatwaktu.

ICRC juga mencari solusi untuk membantu menjagasiklus hidup pohon zaitun yang aman tanpa adanya kunjungan rutin oleh petani kelahan dengan menyediakan perangkap ramah lingkungan untuk mengendalikan lalatbuah. (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied