Pengadilan pendudukan Israel memutuskan untuk mengizinkan orangYahudi melakukan “ibadah terbatas” di halaman Masjid al-Aqsha.
Disebutkan bahwa pengadilan Israel &ldquoMagistrates Court&rdquo di al-Quds memerintahkanpasukan pendudukan Israel untuk mencabut surat perintah pendeportasian yangdikeluarkan terhadap rabi ekstrimis Yahudi “Aryeh Lebo” yang isinya mencegahdia mengunjungi al-Aqsha karena dia mengadakan ibadah Talmud di sana.
Keputusan pengadilan tersebut menyatakan bahwa penyerbuan harian yangdilakukan “Rabi Lebo” ke Masjid al-Aqsha sangat penting.
Keputusan ini merupakan perubahan situasi di Al-Aqsha seiringdengan meningkatnya jumlah pemukim pendatang Yahudi yang menyerbu masjid dan pengusiranpuluhan jemaah selain larangan mengibarkan bendera di halamannya.
Secara terus-menerus Masjid al-Aqsha mengalami serangkaian panjangdan kompleks pelanggaran yang dilakukan penjajah Israel di mana jumlah pemukimpendatang Yahudi yang menyerbu Masjid al-Aqsha terus meningkat setiap tahun.
Dari jalannya perayaan hari-hari besar Yahudi yang digelar diMasjid al-Aqsha tahun ini dapat disimpulkan agenda penegakan moral untukpendirian sinagog Yahudi menuju ke arah peledakan situasi dengan cara yangmungkin lebih besar dan lebih sengit dari tahun-tahun sebelumnya.
Selama musim hari-hari besar Yahudi saat ini – yang dimulai dengan “TahunBaru Ibrani” pada tanggal 8 September kelompok-kelompok kuil membunyikanterompet di dalam halaman al-Aqsha untuk mengumumkan awal tahun Ibrani dari Masjidal-Aqsha karena menganggap masjid tersebut adalah &ldquoSinagog&rdquo dan ini benar-benardilakukan pada 8 September 2021lalu.
Mereka juga menyerbu al-Aqsa dengan pakaian khusus sepanjanghari-hari setelah Tahun Baru Ibrani dan ini dilakukan selama 10 hari kecualihari Jumat dan Sabtu. (was/pip)