Tue 6-May-2025

Zahar: “Saif Al-Quds” Jalan Menuju Pertempuran Besar Lawan Israel

Jumat 1-Oktober-2021

Anggota biro politik Hamas Mahmud al-Zahar mengatakan bangsaPalestina dan umat tengah di ambang pertempuran besar sebagai &ldquoKetetapanTerakhir&rdquo ditegaskannya bahwa contoh pertempuran tersebut terjadi dalam perang&ldquoSaif Al-Quds.&rdquo

Dalam wawancara dengan surat kabar &ldquoPalestina&rdquo Zahar menjelaskan &ldquoIntifadahperjuangan warga Palestina di wilayah jajahan 48 bersamaan dengan &ldquoSaifAl-Quds&rdquo memperlihatkan orisinalitas perjuangan Palestina dan kegagalan menjinakanmereka.

Zahar menegaskan keharusan partisipasi perjuangan di wilayahLibanon dan Suriah serta Yordania partisipasi mereka bisa mengakhiri entitaspenjajah dalam satu hari.

Zahar menyebutkan apa yang terjadi daam pertempuran &ldquoSaif Al-Quds&rdquomerupakan keberanian Palestina melawan penjajah zionis yang kerap mendengungkandiri sebagai kekuatan besar tak terkalahkan.

Pasca pertempuran Saif Al-Quds penjajah tidak akan beraniinisiatif mengarungi pertemuran baru karena teori keamanan nasional Israel telahberada dalam kekalahan.

Israel membangun teorinya sebagai negara yang unggul dalam jumlahdan perlengkapan militer serta serangan kilat dan wilayah yang aman namunsemua ini tak berguna pertempuran Saif Al-Quds yang berlangsung selama 11hari sekiranya tak ada intervensi Amerika untuk menyelamatkannya tentu perangterus berlanjut ungkap Zahar.

Zahar menyebutkan infiltrasi penjajah terhadap Al-Quds wilayah 48dan Tepi Barat ditujukan untuk mengembalikan bagian dari kehormatannasionalisme yahudi maka pertempuran Saif Al-Quds bertujuan mengembalikankerhomatan Al-Quds dan Masjidil Aqsha.

Israel takut kondisi maskin memanas dan terjadi pertempuran luasyang akan memukul teori keamanannya lanjut Zahar.

Penjajah zionis takut berpindahnya perlawanan dari Gaza ke TepiBarat yang terus mendorongnya untuk melakukan infiltrasi terhadap Palestinadan perlawanan di Gaza telah beralih dari fase sniper dan penculikan tentara kepenembakan roket ke jantung kota mereka.

Menurut Zahar sekiranya tak ada kekuasaan otoritas Palestina diTepi Barat maka perlawanan terhadap penjajah akan lebih baik dari Gaza karenaletak wilayah dan geografi yang membantu dalam melawan penjajah.

Namun sayangnya otoritas terjebak dalam kordinasi keamanan denganpenjajah yang justru membantu memberikan informasi terkait para pejuangperlawanan yang membuat penjajah eksis di Tepi Barat dan tidak hengkangseperti hengkangnya mereka dari Gaza.

Zahar mengatakan otoritas Palestina menangkapi pejuang perlawanandan mahasiswa serta pihak oposisi dan tidak mengijinkan mereka bersaing denganotoritas. Dan saat Hamas masuk bersaing dalam pemilu kota dan parlemen pihakotoritas mengintimidasi dan mempersempit pimpinan dan para pendukung Hamas danotoritas menggunakan kewenangannya untuk kepentingan diri dan penjajah.

Penghapusan pemilu yang dilakukan otoritas dan menggantinya denganpemilu kelurahan secara parsial merupakan langkah absurd untuk mencarilegalitasnya.

Tokoh Hamas ini menuding pihak otoritas dan Fatah melarikan diridari pemilu menyeluruh karena takut kalah dan takut kehilangan legalitasnya.

Zahar menjelaskan eksistensi sejumlah individu dan pimpinan sertadana otoritas terkait erat dengan perundingan OSLO yang menghapus perlawanandan melegalkan kerjasama dengan penjajah dan ketika otoritas masuk dalampentas perlawanan secara otomatis akan mengakhiri eksistensi dan kehidupanpolitiknya.

Sementara itu Gaza saat ini memiliki militer pembebasan dengan roket-roketjarak jauh yang mampu menembus jantung kota zionis Gaza seumpama negara meskikecil tapi mampu mengusir penjajah dan pejuang perlawanan berhasil merealisirsejumlah capaian mulai dari senjata biasa sampai roket dan terowonganberbanding terbalik dengan kegagalan proyek otoritas.

Zahar mengingatkan kebijakan intimidasi yang dilakukan otoritasRamallah terhadap Gaza dan sanksi yang diterapkannya serta lari dari tanggungjawab merupakan upaya mempersempit Hamas dan memobilisir warga untuk tidakmemilih Hamas jika pemilu digelar dan tidak mendukung perlawanan namun studidan data menegaskan hal sebaliknya dan lebih mendapat apresiasi dari proyekOSLO.

Ditegaskannya upaya pihak otoritas menggagalkan kedatangan donasiQatar untuk Gaza tujuannya adalah melemahkan Hamas dan mengisolir kaum dhuafadan fakir miskin membuat kekacauan seperti Tepi Barat supaya perlawanan tidakberpindah kesana.

Zahar menjelaskan semua tekanan terhadap Hamas dilakukan untukmelemahkan perlawanan agar tidak mengganggu agenda otoritas bekerjasamakeamanan dengan penjajah Israel. (mq/pip)

Tautan Pendek:

Copied