Tue 6-May-2025

Badan Tawanan: Balas Dendam Massal Pembiaran Medis Sengaja di Nafha

Rabu 22-September-2021

Badan Urusan Tawanan dan Mantan Tawanan hariini Selasa menegaskan bahwa administrasi penjara Israel baru-baru ini sengajamenggunakan kebijakan “balas dendam kolektif” dan memperketat kebijakandi sejumlah penjara Israel termasuk penjara Nafha.

Badan Tawanan mengatakan dalam sebuahpernyataan administrasi penjara Israel dengan sengaja menerapkan tindakankasar yang kejam terhadap para tawanan di samping pengetatan keamanan danbanyak penggerebekan sepanjang malam dan senter menyinari wajah para tawanan setiaplima menit.

Administrasi penjara Nafha terus mengganggupara tawanan gerakan Jihad Islam mencegah mereka tinggal di ruang organisasimereka dan memidahkannya di antara ruang penjara lain.

Badan Tawanan juga memantau – dalam laporannya- dua kasus sakit di pusat penahanan yang sama salah satunya adalah kasus tawananMahmoud Abu Wahdan dari kamp Balata timur Nablus yang divonis 3 hukuman seumurhidup karena dia (hemiplegia ) menderita hemiplegia di sisi kanan tubuh dantidak bisa menggerakkan kakinya tangan kanannya serta lidahnya mengakibatkanwajah terpuntir dari sisi kanan.

Badan Tawanan mengisyaratkan bahwa dia kemudiandipindahkan ke ICU Rumah Sakit Sorok dan beberapa tes dilakukan untuknyatermasuk tes darah dan CT dan ditemukan bahwa dia mengalami tekananpsikologis.

Kondisi tawanan Abu Wahdan sudah baik sekarangnamun dia sedang mengkonsumsi 4 jenis obat dan sedang menunggu scan MRI untukmenentukan penyebab penyakit hemoragiknya.

Pada tahun 2003 tawanan tersebut juga dipukulidi kepala yang menyebabkan dia mengalami masalah penglihatan dan diamembutuhkan rujukan ke dokter mata.

Dalam konteks ini tawanan Jamal Amro dari kotaHebron yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sedang menghadapi kondisikesehatan yang sangat buruk dan sangat membutuhkan perawatan medis yangmendesak karena ia mengeluhkan tumor hati dan masalah pada ginjal. Di bagian perutdan usus menderita mulas. Baru-baru ini dia menderita masalah saraf tangannyasering gemetar dan dia juga menderita masalah gigi yang parah.

Administrasi Nafha menunda-nunda perawatannyadan sengaja mengabaikannya secara medis. Akibatnya ia menderita masalahkesehatan ini sejak 2018 dan tanggal yang ditetapkan untuk operasi kelenjarnyadi Rumah Sakit Soroka sebulan satu setengah lalu. Pada hari operasi diadiberitahu tentang pembatalannya. Alasannya dokter penjara menolak dikeluarkandari penjara dengan alasan ia tidak perlu melakukan operasi. (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied