Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyerukan pembatalan perjanjian”Abraham” dan pembubaran segala bentuk normalisasi dengan penjajahIsrael. Hamas menyerukan kepada orang-orang Arab dan Islam dan semua kekuatan vitalnyauntuk mengembalikan peran nasionalnya dalam membela Palestina dan statusnyasebagai isu sentralnya.
Dalam pernyataan pers yang dirilias pada hari Sabtu (18/9/2021) padaperingatan pertama “perjanjian Abraham” gerakan Hamas menyerukan”perlunya upaya untuk mempercepat perbaikan jalur politik yang salah ini agarselaras dengan aspirasi semua rakyat kawasan yang menolak semua jalur yangdisebut normalisasi dengan entitas Zionis.”
Hamas menyatakan bahwa apa yang disebut perjanjian Abraham adalahproyek par excellence Zionis-Amerika. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan keterbukaandan normalisasi regional dengan entitas Zionis mengintegrasikannya ke dalamkawasan dan menjalin aliansi dengannya untuk menggantikan prioritas konflikdari pada menjadikan konflik internal regional dengan pendudukan Zionis yangmenduduki Palestina dan bahaya terbesar bagi kawasan tersebut yang menguraskekuatan bangsa dan faktor keteguhannya mengisolasi Palestina dan kekuatan-kekuatanperlawanan Palestina dan semua orang yang mendukung mereka dan berdiri bersamanyadi tingkat resmi rakyat dan institusional serta memberi ruang bagi pendudukanZionis untuk menyelesaikan proyek ekspansionisnya dengan mengambil alih tanahPalestina menyita tanah melakukan yahudisasi al-Quds dan memperketat blokade.
Gerakan Hamas memperingatkan bahwa &ldquopemerintah Amerika dan entitasZionis terus menipu dan merusak kesadaran rakyat dengan mengintensifkan propagandapemasaran dan promosi perjanjian Abraham dan memaksakannya pada rezim-rezimjahat yang membahayakan sejarah masa kini dan masa depan kawasan.&rdquo
Gerakan Hamas menyatakan bahwa “perjanjian ini bertujuan untukmengkonsolidasikan dan mewujudkan hegemoni Zionis atas kawasan secara militerpolitik dan ekonomi serta menjarah kekayaannya meminggirkan isu perjuanganPalestina serta mengisolasi rakyat Palestina dari lingkungan sekitarnya Arabdan Islam.”
Hamas menyatakan bahwa “entitas Zionis mengeksploitasiperjanjian yang tidak menyenangkan ini untuk menyerang rakyat Palestina denganmeningkatkan frekuensi pelanggaran terhadap kesakralan Masjid al-Aqshamenyerang jamaah mengintensifkan kebijakan yahudisasi di al-Qudsmenghancurkan bangunan dan rumah mengusir dan menggusur rakyatnya membatasi wargaPalestina dan memperluas koloni permukiman Israel mencuri tanah Palestina melancarkanagresi ke Jalur Gaza dan memperketat blokadenya. Hal ini menegaskan bahaya berlanjutnyaperjanjian tersebut dan dampaknya terhadap rakyat Palestina.&rdquo
Gerakan Hamas menyerukan &ldquopenerapan strategi nasional Palestina regionalyang kuat dan efektif untuk menghadapi semua proyek yang bertujuan untukmelikuidasi isu perjuangan Palestina terutama adalah Perjanjian Abraham danKesepakatan Abad Ini.&rdquo
Pada 15 September 2020 UEA dan Bahrain secara resmi menandatanganidua perjanjian normalisasi dengan pendudukan Israel yang disponsori oleh AmerikaSerikat serta Sudan dan Maroko menusul mereka dalam “PerjanjianAbraham”. (was/pip)