Pakar urusan militer Rami Abu Zubaydah menegaskan bahwa keenggananpendudukan Israel untuk menunaikan komitmennya terhadap Jalur Gaza mengenaipencabutan dan pembebasan blokade kembali kepada apa yang mendahuluiPertempuran Saif al-Quds atau merealisasikan kebutuhan hidup di Jalur Gazamenyebabkan para pemuda revolusioner kembali melakukan kegiatan-kegiatanlapangan.
Dalam sebuah wawancara dengan Pusat Informasi Palestina AbuZubaydah mengatakan &ldquoKeputusan politik Israel dan apa yang diterapkanpendudukan Israel secara militer terhadap Jalur Gaza berusaha dihancurkan olehperlawanan dengan berbagai sarana.&rdquo Dia menyatakan bahwa sarana-sarana kerasmerupakan atas tekanan keamanan dan lapangan pada pendudukan Israel dan para pemukimnyadi wilayah &lsquopinggiran Gaza&rsquo.”
Dia menambahkan “Bentuk perlawanan keras yang diinovasi oleh parapemuda revolusioner dalam &lsquopawai kepulangan&rsquo untuk bekerja mengacaukan danmembingungkan kebijakan pendudukan Israel merupakan alat tekanan psikologisdan lapangan bagi penjajah Israel dan para pemukim pendatang Yahudi. Aksi inididasarkan kepada siasat untuk menyesatkan dan mengacaukan musuh dankemampuannya yang ditempuh oleh para pemuda untuk menciptakan dampak yangsignifikan pada musuh.&rdquo
Lebih lanjut dia mengatakan “Tujuan lapangan dari aksi-aksirakyat ini adalah agar pendudukan Israel tidak bisa menjalani pergerakan biasadi perbatasan agar tidak melakukan mobilisasi pasukan dan untuk membuatnyakelelahan serta menekannya dalam rangka untuk merealisasikan tuntutankebutuhan hidup di Jalur Gaza.”
Krisis Israel
Abu Zubaydah menjelaskan bahwa pendudukan penjajah Israel sedangmengalami keadaan krisis internal dan regional di sekitarnya. Penjajah Israel tidaklagi mampu menanggungnya terutama krisis terkait dengan Iran dan Hizbullah sertarealitas di Tepi Barat. Di samping situasi yang mengancamnya dari Jalur Gazadan juga kerena krisis internal.
Dia menambahkan pemerintah pendudukan Israel saat ini heterogendan lemah sedang didera oleh krisis yang melingkupi entitas pendudukan Israel.
Dia menegaskan bahwa “pendudukan Israel harus menanggapituntutan kemanusiaan di Jalur Gaza sementara kerja lapangan bekerja untukmemotivasi para mediator untuk bergerak serius guna membebaskan blokade diJalur Gaza.”
Pesan ke mediator
Abu Zubaydah menambahkan &ldquoPara mediator akan bergerak agar tidakterjadi hal-hal yang serba salah dan mengarah ke konfrontasi militer. Hal ini kembalikepada kebijakan pendudukan Israel dan perlakuannya terhadap aksi-aksi lapanganpara pemuda. Jika penjajah Israel menghadapinya kebrutalan dan pelanggaranbesar maka perlawanan akan membalas atas pelanggarannya tersebut.”
Mulai pekan lalu para aktivitas di Kalur Gaza kembali melakukanaksi kegaduhan malam (irbak laily) yang bertujuan untuk menciptakankebingungan pasukan penjajah Israel dan para pemukimnya di malam hari. Parapemuda berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza untuk melakukan aksi kegaduhandemi menciptakan perimbangan baru dalam menghadapi pendudukan Zionis.
Koresponden Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwaratusan pemuda berkumpul di daerah Abu Safiya sebelah timur Jabalia sebagaibagian dari kegiatan irbak laily. Mereka mengibarkan bendera dan menyalakanpetasan melemparkan petasan ke pagar keamanan yang memisahkan antara JalurGaza dan wilayah yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 untukmenyebarkan teror di kalangan para pemukim Israel dan pasukan pendudukan Zionis.
Pasukan pendudukan Israel menanggapi aksi tersebut dengan menembakkanpeluru tajam dan peluru logam serta tabung gas air mata ke arah para demonstran.Pasukan penjajah Israel menggunakan pesawat tanpa awak termasuk drone Quad-Capteruntuk melontarkan tabung gas air mata. Banyak warga cedera dalam aksi ini.(was/pip)