KonferensiDiaspora Palestina Selasa (4/8) menyerukan Uni Afrika untuk mengevaluasikeputusannya menyertakan penjajah Israel sebagai anggota pengawas dan menyebutkeputusan tersebut sebagai langkah tercela.
KonferensiDiaspora Palestina yang berkantor di Beirut ini dalam pernyataannya sepertidirilis Quds Press terkait perasaan terkejut dan tidak puas atas keputusan UniAfrika mengijinan entitas Israel penjajah rasial sebagai anggota pengawas UniAfrika.
Penerimaanterhadap Israel sebagai anggota di Uni Afrika merupakan langkah tercela yangmenyinggung Uni Afrika dan negara anggotanya dan sama sekali tak membawamanfaat bagi kepentingan Afrika selain menghina perjuangan benua Afrika danmengabaikan perjuangan generasinya untuk meraih kemerdekaan dari penjajahanrasial.
Tidakdiragukan bahwa Israel terus berupaya menampilkan dirinya sebagai sekutu bagisejumlah negara Afrika sebuah tipudaya untuk memalsukan hakikatnya dan upayamenyimpangkan sikap kokoh Uni Afrika terhadap hak-hak bangsa Palestinakebebasan bangsa dan hak-haknya yang tak bisa diganggu gugat.
KonferensiDiaspora menjelaskan keputusan tercela diambil meski banyak laporan independenyang menyatakan bertambahnya kebijakan apartheid yang ditempus penjajah Israeldi Palestina di samping kejahatan perang dan pembunuhan kolektif sertapelanggaran besar dan aneksasi wilayah Palestina.
KonferensiDiaspora meminta Uni Eropa mengubah keputusannya ini dan memperbaiki kekeliruanbesar yang dilakukannya.
Jugamendesak segenap pemerintahan lembaga formal dan partai politik serta LSM dantokoh Afrika dan media massa di Afrika untuk menggalang dukungan menentangkeputusan ini dan mencabut keanggotaan Israel di Uni Afrika serta mengusirnyadari semua komisi Uni Afrika.
Konferensimenegaskan bahwa bangsa Palestina sangat yakin akan kesadaran bangsa-bangsaAfrika dan kemampuannya menghadapi semua upaya eksploitasi dan peretasan sertamiss informasi yang terus dilakukan entitas zionis lewat marketing dirinya dibenua Afrika dengan segenap cara menyesatkan dan mengabaikan semua landasankeadilan serta mengabaikan kebebasan bangsa dan hukum internasional.
KonferensiDiaspora Palestina merupakan komunitas beranggotakan sekitar 6 ribu wargaPalestina di sejumlah negara didirikan pada Februari 2017 di Turki danberkantor di Beirut. (mq/pip)