Sabtu (31/7/2021) malam pasukanpendudukan Israel menyerang sebuah stand solidaritas untuk penduduk ksmpungSyaikh Jarrah di al-Quds yang diancam akan diusir dari rumah mereka. Pasukanpendudukan Israel menggunakan kendaraan air limbah untuk menyemprot warga danaktivis solidaritas yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa tersebut setelah merekadilarang berdemonstrasi di depan rumah-rumah kampung Syaikh Jarrah.
Pasukan pendudukan Israel dikerahkansecara besar-besaran di pintu masuk ke kampung tersebut. Warganya dilarang ikutaksi. Pasukan Israel juga menyerang sejumlah pemuda. Para demonstranmeneriakkan yel-yel untuk kebebasan Palestina.
Aktivis Mona Al-Kurd mengatakan aksiini diadakan hanya dua hari sebelum sidang di Mahkamah Agung Pendudukan Israel untukmempertimbangkan keputusan pengusiran empat keluarga dari kampung tersebut setelahPengadilan Pusat Israel menyetujui keputusan untuk mengusir mereka.
Al-Kurd menegaska bahwa warga SyaikhJarrah tidak bergantung pada sistem peradilan Zionis. Dia menganggap MahkamahAgung sama seperti pengadilan Israel lainnya yang memberikan perlindungan hukumbagi para pemukim pendatang Yahudi. Lembaga yang menjadi perpanjangan tanganuntuk mengusir orang-orang Palestina dari tanah mereka.
Dia menambahkan “Kasus kamiini bersifat politik bukan hokum. Kami berharap kehadiran anak muda dijalan-jalan akan memperkuat ketabahan kami dalam menghadapi masalah ini. Kehadirankami di lapangan penting seperti yang terjadi dalam kemenangan Bab Asbat danBab al-Amud.&rdquo
Dia juga menyerukan kehadiran wargadan aktivis setiap hari di Syaikh Jarrah sebagai penolakan terhadap kebijakan pengusiranpaksa dan pengepungan yang dilakukann penjajah Israel di tengah-tengahlarangan bagi warga dan aktivis solidaritas untuk bertemu penduduk kampung danmenyampaikan solidaritasnya untuk mereka.
Dua puluh delapan keluarga Palestinaterancam terusir dari rumah yang mereka tinggali sejak tahun 1956. Kelompokpemukim pendatang Yahudi mengklaim bahwa rumah tersebut dibangun di atas tanahyang dimiliki oleh orang Yahudi sebelum tahun 1948. Hal tersebut disangkal olehpenduduk Syaikh Jarrah serta oleh dokumen yang dimiliki para pemilik rumah.
Di kampung Syaikh Jarrah terus terjadikonfrontasi antara pasukan pendudukan Israel dan pemukim pendatang Yahudidengan penduduk kampung dan warga al-Quds pemuda dan aktivis solidaritas yangmenghadang serangan dan penyerbuan para pemukim pendatang Yahudi.
Sebanyak 500 warga al-Quds yangtinggal di 28 rumah di kampung tersebut terancam diusir oleh asosiasi permukimanYahudi setelah bertahun-tahun bersekongkol dengan pengadilan Israel untukmengusir penduduk kampung tersebut yang baru-baru ini mengeluarkan keputusanterhadap tujuh keluarga untuk meninggalkan rumah mereka meskipun faktanyapenduduk kampung tersebut adalah pemilik tanah yang sebenarnya dan sah.(was/pip)