Surat kabar Israel Maarivpada Sabtu (31/7/2021) malam menyinggung salah satu dilema utama yang dihadapipendudukan Israel pada tahap ini yaitu masalah Hizbullah Lebanon yang terus membangunkemampuannya dan mengembangkan proyek rudal presisi serta konsekuensinya yangmenambah ancaman bahaya bagi Israel dan instalasi strategis sensitif di negaraIsrael di samping kemampuan Hizbullah untuk meluncurkan ribuan roket setiaphari ke entitas Israel.
Koresponden surat kabar MaarivTal Love Ram mengatakan bahwa prediksi Israel menunjukkan kalau HizbullahLebanon saat ini memiliki puluhan rudal presisi ini dan terus mengembangkannyadalam kualitas dan kuantitas. Love Ram menambahkan bahwa masalah rudal presisiakan memaksa pemerintah Israel untuk mengambil keputusan penting dan menentukantentang bagaimana menghadapinya di tahun-tahun mendatang apalagi setelahHizbullah mengalihkan pusat gravitasi perkembangannya dari Suriah ke Lebanonpascaserangan Israel terhadap proyek di Suriah.
Dia menggambarkan apa yang saat initerjadi sebagai berpacu dengan waktu. Karena Israel menyadari bahwa teknologiyang tersedia paling membantu Hizbullah untuk mengembangkan kemampuan misilnya.Dia memperingatkan bahwa industri keamanan di Israel yakin bahwa mereka mampumenghalangi proyek rudal Hizbullah dengan mengandalkan sistem pertahanan udarayang mengandalkan laser bersama dengan kemampuan ofensif dan kemampuanintelijen tetapi kemampuan ini membutuhkan lebih banyak waktu.
Love Ram mengakui bahwa perkembangansistem pertahanan udara di Israel mendorong pihak lain untuk mengintensifkanupayanya untuk mengembangkan kemampuan rudalnya baik secara kuantitatif maupunkualitatif dan kemampuan untuk meluncurkannya tanpa bias diketahui ataudihentikan oleh tentara Israel seperti yang terjadi selama Operasi Pagar(agresi terakhir terhadap Gaza) Mei 2021 yang merupakan lonceng bahaya untuk Israeldan telah membuktikan kegagalan tentara untuk menangani dilema ini.
Dia melanjutkan ini berarti bahwaskenario ini dapat diulang jika terjadi konfrontasi dengan Hizbullah dan Israeltidak akan mampu menangani sejumlah besar rudal akurat yang ditembakkan daribeberapa tempat dan dari bunker bawah tanah. Dia menyatakan bahwa Kepala Staf AngkatanBersenjata Israel Aviv Kohavi mengatakan sebelumnya: bahwa kepemilikan rudalkonvensional dalam jumlah besar oleh Hizbullah dan ratusan rudal presisimerupakan pelanggaran garis merah dan pembenaran untuk perang namun mengambillangkah seperti itu tidak akan mudah pada tahap ini terutama karena dunia akanmenuduh Israel menyeret kawasan itu ke dalam perang dan Israel bisa kehilangan legitimasiaksi militernya. (was/pip)