Tue 6-May-2025

Israel di Uni Afrika Shock Dalam dan Rezim-rezim Kalah

Senin 26-Juli-2021

Israel kembali menembus &ldquobenua hitam&rdquo (Afrika) dengankuat. Kali ini bergabung sebagai anggota pengamat Uni Afrika. Ini menjadilangkah terakhir yang buruk dari proses normalisasi di kawasan meskipun rakyatdi sana secara luas menolaknya.

Anggota Pengamat

Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkanbahwa duta besarnya di Addis Ababa menyampaikan bahwa entitas penjajah sebagaianggota pengamat Uni Afrika.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapidmengatakan “Ini adalah hari besar untuk hubungan dengan Afrika dan iniadalah buah dari upaya kami. Langkah ini akan membantu kami dalam memperkuatkebijakan kami di benua Afrika dan negara-negaranya.”

Terlepas dari penolakan rakyat di Afrika entitasZionis penjajah memiliki hubungan dengan 46 negara di benua Afrika dan bekerjasama dengan pemerintah mereka di bidang pembangunan perdagangan dan beberapabidang.

Mantan Perdana Menteri Israel Netanyahu sangatmementingkan hubungan dengan Afrika.

Selama pemerintahannya ia melakukan empat kunjunganke negara-negara di dalamnya melanjutkan hubungan dengan Chad dan menormalkanhubungan dengan Sudan dalam kerangka perjanjian “Abraham” baru-baruini dimulai dengan Uni Emirat Arab. (at/pip)

Gerakan Hamas kemarin Sabtu menyatakan bahwa keputusanuntuk memberikan keanggotaan penjajah Israel di Uni Afrika sebagai anggotapengamat sebagai “mengejutkan dan tercela.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataannyabahwa keputusan ini memperkuat legitimasi penjajah di tanah kami Palestina danmemberinya lebih banyak kesempatan untuk melanjutkan rencananya menghapushak-hak Palestina dan untuk melanjutkan kejahatan brutalnya.

Hamas menyesalkan atas keputusan negara-negaradi benua Afrika yang menderita selama berabad-abad dan masih berlanjut darikolonialisme dan rasisme dan telah melakukan segala upaya untuk menyingkirkannya.

Hamas mengatakan &ldquoKami selama ini melihat dinegara-negara di benua ini perpanjangan alami dari perjuangan kami mencapai keadilanuntuk kebebasan dan kemerdekaan dan kami menantikan dukungan mereka yang kuatdan berkelanjutan.”

Gerakan perlawanan Palestina ini menuntutpengusiran segera pendudukan dari Uni Afrika dan menerapkan hukuman jeraatasnya sesuai dengan kebenaran dan keadilan dan serta merespon aspirasirakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem (Al-Quds) sebagaiibukotanya dan untuk kampung halaman mereka dimana mereka diusir dengan kekerasanbrutal.

Memoles Citranya di Depan Opini Publik

Sementara itu anggota Komite Pusat FrontRakyat untuk Pembebasan Palestina Maher Mezher mengatakan bahwa bergabungnya Israelpendudukan ke Uni Afrika sebagai anggota pengamat datang dilakukan untuk memberbaikicitra penjajah Israel di depan publik dunia. Namun hal itu dengan mengorbankantujuan berdirinya negara dan proyek perjuangan rakyat.

Dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada PusatInformasi Palestina Mezher menekankan bahwa apa yang terjadi harus dilihatsecara serius. Masalah ini tidak hanya terkait dengan legalisasi penjajahan dimata dunia tetapi kanker yang menjajah dan menduduki ini akan dianggap entitasalami yang merampas sumber daya alam umat dan bangsa Afrika.

Maher menyatakan tujuan langkah-langkah penjajahIsrael adalah untuk melumpuhkan opini publik yang mendukung rakyat Palestinakita dan mencoba untuk merampas sumber daya umat.

Ia mengisyaratkan langkah ini akan berimpikasinegatif pada perjuangan Palestina karena akan ada pertukaran dengannegara-negara Afrika di berbagai bidang baik budaya ekonomi politik ataumiliter.

“Langkah ini akan mengorbankan proyeknasional Palestina dan dengan mengorbankan perlawanan dan hak-hak sah rakyatkami.” Tegasnya.

Maher menyerukan proyek kebangkitan nasionalArab dan Islam untuk memulihkan perjuangan Palestina menformulasikanya dalam poin-poinperjuangan mengekspos tindakan criminal Israel dan mengekspos pihak-pihakyang melakukan normalisasi dengan negara penjajah.

Sejumlah negara Arab yang mundur ke belakangdan sebagian yang konsisten dengan pemerintah AS mencoba menjadikan pendudukansebagai entitas alami di wilayah tersebut.

Dia menjelaskan bahwa normalisasi beberapanegara Arab mendorong musuh Israel untuk mendapatkan keanggotaan pengamat diUni Afrika menunjukkan bahwa tujuan dari langkah ini adalah untuk melegitimasientitas Israel.

Dia mengatakan bahwa operasi ini jelasbertujuan membuat Israel menjadi organ alami di wilayah tersebut yang tujuanutamanya menguras sumber daya dan melemahkan sumber daya negara. Selain itu mengendalikanpemerintah ini mengambil keuntungan dari kemiskinan ekstrim mendera benuaAfrika.

Mezher meminta Otoritas Palestina untukmengambil langkah-langkah praktis untuk mengakhiri perpecahan Palestina membubarkanKesepakatan Oslo dan menarik pengakuan dari Israel penjahat untuk memotongjalan bagi penganut normalisasi.

Langkah kedua Kementerian Luar NegeriPalestina harus memainkan perannya melalui kedutaan untuk mengungkap praktik-praktikberbahaya ini dan mengungkapkan wajah asli Israel yang mempraktikkan apartheidrasis terhadap rakyat Palestina.

Kekalahan Rezim-rezim

Dalam konteks yang sama salah satu pimpinan GerakanJihad Islam Ahmed al-Mudallal mengatakan bahwa bergabungnya Israel ke UniAfrika dengan status negara pengamat menegaskan tingkat kekalahan rezim-rezimyang menyetujui keputusan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada PusatInformasi Palestina Al-Mudallal menegaskan bahwa langkah ini merupakan tikamanterhadap perjuangan Palestina serta tikaman dalam sejarah rakyat Afrika yang selamaini dikenal berjuang untuk pembebasan dan kemerdekaan.

Dia menunjukkan bahwa orang-orang Afrika selamaini menderita akibat penjajahan dan mengetahui kekejaman dan siksaan penjajah ini.Rezim-rezim Afrika yang menyetujui keputusan ini telah membuat paradoks yangsangat besar antara mereka. Bangsa dan public Afrika yang menolak penjajah karenamereka tahu betul sejauh mana penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.

Ia menjelaskan bahwa aksesi penjajah Israel sebagaianggota pengamat Uni Afrika memberikan legitimasi lebih kepada musuh Zionisuntuk melanjutkan pendudukannya atas tanah Palestina dan untuk melakukankejahatan paling keji terhadap rakyat serta terhadap tempat suci di sana.

Dia menambahkan “Keputusan ini harusmendorong kita sebagai bangsa Palestina menegaskan penolakan dan kecaman kitaatas langkah yang diambil Uni Afrika ini” permasalahan Palestina masihmembara. Langkah ini akan berdampak negatif terhadap masalah Palestina jika keputusanini dijalankan.

Al-Mudallal meminta diplomasi Palestina yangdiwakili oleh Kementerian Luar Negeri untuk memainkan peran aktifnya dalam menekanUni Afrika membatalkan keputusan ini dan agar kedutaan memainkan peran nyatamereka dalam perjuangan melawan keputusan yang merugikan rakyat Palestina dantujuannya.

Al-Mudallal juga meminta faksi-faksi Palestinauntuk bersatu dengan gerakan pembebasan Afrika dan dengan rakyat untuk berdiripada langkah yang diambil oleh Uni Afrika ini. (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied