Tue 6-May-2025

Blokade dan Agresi Rampas Kegembiraan Idul Adha Pasar-pasar Gaza

Rabu 21-Juli-2021

Kawasan al-Rimal di pusat Kota Gaza yang merupakan pusatperbelanjaan dan pasar besar di Kota Gaza tidak terlihat semeriah hari rayayang biasa disambut dengan meriah beberapa tahun terakhir meski diblokade. NamunIdul Adha tahun ini terlihat sangat berbeda tidak ada lampu warna-warnipenerangan obor dan keramaian massa seperti yang terjadi setiap tahun.

Agresi yang baru-baru ini terjadi di Jalur Gaza telah mengubah landmark- apa yang dikenal di antara orang-orang di Jalur Gaza – di perkampungan kotayang paling bergengsi dan daerah paling vital di Jalur Gaza. Akan tetapi halitu tidak lagi ada akibat pesawat-pesawat tempur Zionis yang telah menghancurkantower-tower paling menonjol dan toko-toko di dalamnya tower al-Shorouk al-Jalaaal-Jawhara di samping puluhan rumah yang dihancurkan di atas kepala para penghuninya.

Mereka merampas kegembiraan lebaran

Dengan nada sedih sambil merenungi reruntuhan tower Al-Shorouk ditengah kampung al-Rimal serta bangunan dan toko-toko yang hancur di sebelahnyaUmmu Ali Akila bertutur &ldquoMereka telah mencuri hari raya ini.&rdquo Dia hanya bisamengulang-ulang ucapan Hasbunallhu Wani&rsquomal Wakil (cukuplah Allah bagikami dan dia adalah sebaik-baik penolong) dan melanjutkan perjalanannya tanpamembeli kebutuhannya untuk Idul Adha.

Sementara itu Siham Kahil kepada koresponden Pusat InformasiPalestina mengatakan bahwa dia terpaksa keluar untuk membeli pakaian bagi keempatanaknya setelah mereka kehilangan sukacita dan kegembiraan Idul Fitri karenaagresi yang diluncurkan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza pada hari-hariterakhir Ramadhan lalu dan agresi Zionis berlanjut hingga setelah lebaran berakhir.

Saya tidak punya apa-apa!

Pengungsi Abu Ismail tampak sedih ketika dia berbaring di ambangrumahnya di kamp pengungsi Shati memperhatikan lalu lalang pergerakan orang-orangyang lewat tetapi dia tidak bisa menggerakkan tangannya ke dalam sakunyakarena dia yakin tidak punya apa-apa untuk membeli sesuatu untuk memberi makan anak-anaknyaapalagi untuk kebutuhan dan keperluan hari raya. Dia menambahkan &ldquoSaya tidakpunya apa-apa untuk membeli!”

Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina Abu Ismailmengatakan &ldquoDi sini kami tidak tahu apa yang disebut keperluan atau kebutuhan hariraya. Apa yang kami terima dari tetangga dan kenalan cukup untuk kami makandarinya atau menyajikannya kepada tamu. Kadang-kadang kami menerima dankadang-kadang kami tidak menerima apa-apa itulah nasib kami.”

Dia menyatakan bahwa dia berharap bisa membeli beberapa kebutuhanuntuk rumahnya. Dia menggantungkan harapannya pada bantuan dari negara Qataryang seharusnya dia terima lebih dari sebulan yang lalu tetapi sampai saat inibelum ada.

Kondisi yang dialami Abu Ismail sama dengan kondisi ribuan warga Palestinadi Jalur Gaza sebagian menunggu bantuan dari negara Qatar dan sebagian lagimenunggu cek yang dicairkan oleh Kementerian Sosial kepada kalangan yang palingmembutuhkan di Jalur Gaza tapi hal itu juga belum mereka terima.

Penjajah Israel telah menghalang-halangi masuknya bantuan darinegara Qatar ke Jalur Gaza sehingga ribuan keluarga Palestina di Jalur Gazatidak bisa mendapatkan bantuan ini. Sementara itu ada kabar keinginan untukmembagikan bantuan dari negara Qatar tersebut dengan mekanisme yang berbedayang kemungkinan berupa paket makanan. Hal ini jelas akan mempengaruhipergerakan peredaran uang di pasar-pasar Palestina di Jalur Gaza.

Otoritas Palestina melalui Kementerian Sosialnya dengan sengajamenunda setiap kali pembayaran bantuan sosial yang biasanya dibayarkan secaraberkala kepada keluarga yang paling membutuhkan di Jalur Gaza yang berjumlahsekitar 80.000 penerima manfaat.

Daya beli menurun

Sejak akhir agresi terakhir ke Jalur Gaza penjajah Israel telahmemberlakukan pengepungan yang ketat di Jalur Gaza. Mereka mencegah masuknyabarang-barang dan bahan-bahan secara umum. Hal ini telah menyebabkan penurunandaya beli warga dan penurunan pergerakan perdagangan di pasar-pasar padaumumnya.

Pakar ekonomi Osama Nofal menegaskan bahwa pencegahan masuknyabantuan dari negara Qatar ke Jalur Gaza dan pencegahan pencairan alokasi bantuansosial telah berkontribusi pada penurunan daya beli masyarakat yang belumpernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan secara signifikan melemahkanpergerakan pasar.

Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina Nofalmenjelaskan bahwa kurangnya uang yang masuk ke Jalur Gaza menyebabkan kekuranganuang tunai di Jalur Gaza. Yang akibatnya terjadi penurunan daya beli warga yangsudah mengalami kondisi ekonomi dan kehidupan yang sulit. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied