Meskipun terus menghadapi ancaman Zionis dan provokasi pemukimanpenduduk kampung Syaikh Jarrah terutama para pemilik rumah yang terancampenggusuran tetap menunjukkan suasana perayaan hari raya Idul Adha sepertiyang terjadi setiap tahun. Mereka tetap berniat untuk menyambut dan menerimakunjungan dan silaturahim warga menyapa mereka di pintu masuk ke kampung dimana pasukan pendudukan mencegah dan menghalangi mereka yang berkunjung danberziarah masuk ke kampung tersebut dan menyampaikan solidaritasnya kepadawarga kampung.
Seluruh kampung Syaikh Jarrah menjadi ancaman target rencana permukimanZionis yang mencakup pembangunan 200 unit rumah untuk menampung para pemukim pendatangYahudi di tengah kampung Arab di al-Quds Timur yang diduduki penjajah Israel.
Pada hari Selasa (20/7/2021) orang-orang di kampung Syaikh Jarrahdi antara ada lebih dari 100.000 jemaah melakukan salat Idul Adha di Masjid al-Aqshadan halamannya. Usai melaksanakan shalat Idul Adha pawai dimulai untukmendukung perlawanan Palestina dan keteguhan warga kampung Syaikh Jarrah.
Warga al-Quds mulai berkumpul di halaman Masjid al-Aqsha sejak dinihari meskipun pasukan penjajah Israel melakuka pengetatan. Di halaman Masjid al-Aqshabergema kumandang takbir warga yang bersiaga di dalam masjid. Sementara itumereka yang dideportasi dari Masjid al-Aqsha mereka mengadakan shalat IdulAdha di dekat Gerbang al-Asbat.
Aktivis wanita al-Quds yang senantiasa bersiaga di Masjid al-AqshaMona al-Kurd berharap ada kehadiran dan solidaritas rakyat untuk mendukungwarga kampung Syaikh Jarrah setiap saat dan waktu. Karena hal itu merupakanelemen tekanan pada penjajah Israel agar membatalkan keputusannya untukmenggusur rumah-rumah di kampung Syaikh Jarrah. Dia menjelaskan “Persoalanyang kami hadapi ini adalah persoalan politik bukan persoalan hukumsebagaimana yang digambarkan oleh penjajah Israel.”
Suasana lebaran
“Saya akan membawa termos kopi dan kue ke pintu masuk kampung untukmenyambut paman-paman dan bibi-bibi sayadi sana. Kami ingin menyampaikan pesan kepada penjajah israel dan para pemukimnyabahwa kami tetap merayakan suasana lebaran Idul Adha ini meskipun di gerbang-gerbangkampung.&rdquo Demikian kata Moda al-Kurd seraya menegaskan bahwa pasukan penjajahIsrael yang melakukan pengepungan di kampung Syaikh Jarrah telah mencegahpengunjung dan warga untuk mengunjungi kerabat mereka di kampung yang terancampengungsian tersebut.
Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina Mona al-Kurdmenjelaskan bahwa suasana di kampung Syaikh Jarrah tidak seperti daerah lain didunia atau Palestina. Dia menambahkan “Hari raya ini berbeda tidak ada anjangsana dari rumah ke rumah tidak ada saling saya hari raya sebagaimana biasanya.Tapi kami tetap menyambut hari raya Idul Adha ini dan pengunjung yangmengunjungi kami di pintu masuk ke kampung apapun kondisinya. Kami menyampaikanpesan kepada dunia dan penjajah tentang hak kami atas tanah ini sampai pendudukandi Palestina berakhir dan segala keputusan yang sewenang-wenangn terhadap rakyatdi sini dibatalkan.&rdquo
Undangan untuk menyapa
Mona al-Kurd menyerukan kepada warga al-Quds daan semua orang yangdapat mencapai gerbang dan pintu masuk kampung Syaikh Jarrah agar datang danmemberi salam di sana. Dia mengatakan “Kami di sini untuk menyambut semuaorang yang datang kepada kami untuk menyapa dan memberi salam. Meskipun pasukanpenjajah Israel bersiap untuk melakukan tindakan represif terhadap setiap gerakanpemuda atau rakyat untuk menyampaikan solidaritas kepada warga kami di kampungini.&rdquo
Dia melanjutkan “Tetapi kaum muda tidak akan pernah lelah dantidak akan pernah bosan untuk tetap merdeka sehingga mereka akan terusberdemonstrasi untuk hak-haknya tidak hanya di sini tetapi di semua wilayahyang terancam mengalami pengusiran paksa dari pihak penjajah Zionis.&rdquo
Kepada semua warga al-Quds Moda al-Kurd menyerukan &ldquoAyo rayakan lebaranbersama kami di sini di kampung Syaikh Jarrah. Karena kami membutuhkan Andauntuk berdiri bersama kami setiap saat terutama pada saat-saat seperti ini.&rdquoHari raya di Syaikh Jarrah berbeda dan dikepung oleh pos-pos penghalang dipenuhidengan ketakutan dan kecemasan tentang nasibnya menunggu keputusan pengadilanpendudukan penjajah Zionis. (was/pip)