Pusat Studi Al Zaitouna mengeluarkananalisis prediksi dengan tema &ldquoPemerintah Bennet &ndash Lapid Agenda Sosial Ekonomidan Perkuat Permukiman Tanpa Prospek Politik&rdquo yang ditulis oleh Prof. AsyrafBadr.
Sejumlah arah kebijakan diprediksiakan ditempuh pemerintah Israel ke-36 ini berdasarkan studi dan analisis garisbesar pemerintah selain kesepakatan koalisi.
Peneliti mengisyaratkan bahwapendorong pembentukan pemerintah koalisi Israel ingin agar garis besar utamapemerintah ini adalah mengatasi krisis kehidupan politik Israel yangberlangsung selama dua tahun untuk menghindari pemilu kelima dan mengatasi krisisekonomi akibat corona.
Asyraf Badr menilai bahwa meskiada kontrdiksi ideologi sosial antara anggota pemerintah namun keduanyasama-sama memusuhi Netanyahu sehingga ini yang menjadi motivasi bagi pembentukanpemerintahan koalisi. Diperkirakan Netanyahu tak segan-segan membubarkankoalisi ini dengan menciptakan krisis.
Masa depan pemerintah Asyrafmenilai agenda sosial dan ekonomi pemerintah antusias mereka terhadap ekonomitanpa mempedulikan proses perdamaian akan menjadi pembenar bagi berlanjutnyaeksistensi pemerintah ini. Namun tak bisa ditutupi bahwa pemerintah ini akanmenguatkan permukiman dan memperkuat pengusaan terhadap Al-Quds.
Pemerintah Israel tentu dengankebijakan tersebut akan merasakan risikonya dan akan membayar mahal. Bennetakan berusaha memperkuat permukiman dan meyahudikan Al-Quds. Ini akan menjadipenyebab meledaknya situasi keamanan kembali dan meledakkan koalisi Israel.
Prof. Asyraf Badr memperkirakanusia pemerintah Israel kali ini tidak lama. Jika mereka melewat perbedaan danmelakukan perimbangan maka mereka tidak akan menemukan benturan dan kontrdiksiinternal. Lebih dari itu dipekirakan jika Israel tidak membuka blockade JalurGaza maka konfrontasi dan perang baru akan terjadi. (at/pip)