Biro Koordinasi UrusanKemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan selama dua pekan lalu penjajah Israel telahmenggusur 24 bangunan milik warga Palestina di Tepi Barat dengan alasan tidak memilikiijin bangunan.
OCHA menjelaskan dalam laporannya&ldquoMelindungi Warga Sipil&rdquo medio 15-28 Juni 2021 bahwa operasi penggusuran tersebuttelah mengusir 23 orang 11 di antaranya anak-anak dan menimbulkan kerugianlebih 1.200 orang lainnya.
OCHA menambahkan sebagianbesar warga yang terugikan berada di wilayah Masafir Yatta. Israel menggusur 3jalan dan jalur air utama yang membantu kepentingan sejumlah pemukiman warga Palestinauntuk kedua kali pada 23 Juni lalu.
Laporan mengisyaratkan bahwaproses penggusuran sebelumnya dilakukan pada 9 Juni dan fasilitas yang kemudiandiperbaiki lagi.
Totalnya ada 16 bangunandigusur dan 20 orang terusir dari wilayah C dan sisanya di kota Al-Quds.
Selama dua pekan pasukan Israelmembunuh dua warga Palestina seorang remaja dan seorang perempuan di sejumlahwilayah terpisah di Tepi Barat.
Pada 16 Juni pasukan Israel menembakremaja Palestina (16) dalam aksi protes Palestina atas pembangunan permukimanAvitar dekat Beita di Nablus yang menyebabkannya gugur syahid.
Laporan PBB ini menyinggungbahwa sejak dibangun permukiman Yahudi Avitar pada Mei awal pasukan Israel melepaskanserangan ke sejumlah warga Palestina dan membunuh 5 orang dari mereka dalamaksi protes di Beita.
Di hari yang sama seorangperempuan Palestina berusia 29 tahun dekat Hazma utara Al-Quds gugur karenaditembak Israel karena diduga melakukan aksi pelindasan pasukan Israel dengankendaraannya.
OCHA menegaskan pasukan Israelselama dua pekan lalu melukai 1.075 warga Palestina 238 di antaranya anak-anakdi Tepi Barat.
Israel juga menggelar 144 operasipemeriksaan dan penangkapan. Sebanyak 180 orang ditangkap tujuh di antaranyaanak-anak di Tepi Barat.
Di Tepi Barat juga wargapemukim Yahudi merusak kendaraan warga Palestina merusak 200 pohon merusakjaringan air fasilitas pertanian bengkel gardu listrik bahan bangunan danlainnya. (at/pip)