Ketua Perhimpunan Palestina di Jerman Dr. Suhail Abu Shamalamengatakan bahwa Palestina berhasil membawa isu mereka kembali ke permukaandalam berbagai acara dan kegiatan di berbagai ibu kota dunia. Hal itu diakatakan merujuk kepada gerakan global setelah aksi massa warga al-Quds diGerbang al-Amud dan Pertempuran Seif al-Quds di Jalur Gaza.
Dalam sebuah wawancara khusus dengan Pusat Informasi PalestinaAhad (6/6/2021) Abu Shamala menegaskan bahwa kesatuan aksi dalam penentuannasib sendiri yang diwujudkan oleh gerakan massa Palestina untuk membela MasjidAl-Aqsha dan al-Quds di Tepi Barat dan Jalur Gaza serta di wilayah yangdiduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 dan di diaspora memiliki dampakterbesar dan pendorong utama kembalinya isu Palestina ke tempat alaminya digaris depan peristiwa.
Abu Shamala menyatakan bahwa ada liputan media yang luar biasaintens tentang acara tersebut sejak awal serangan terhadap warga al-Quds danjamaah di Masjid al-Aqsha.
Dia menambahkan “Ini adalah pertama kalinya penderitaan wargaal-Quds di tangan geng-geng pemukim pendatang Israel bersenjata yang mendapat perlindunganpolisi pendudukan Israel diwujudkan dan tampil dalam bentuk adegan-adeganlangsung yang dipantau oleh kamera-kamera Barat yang merupakan gambaran jelasyang tidak perlu untuk meyakinkan bahwa apa yang terjadi di al-Quds adalahproduk alami dari pendudukan Israel.”
Dia menjelaskan bahwa apa yang dipantau kamera-kamera tersebut padasaat yang sama telah memperlihatkan citra dan gambaran bahwa pendudukan Israel telahberhasil mengelabui Barat selama bertahun-tahun bahwa di sana ada kondiri unikhidup berdampingan secara damai di antara warga al-Quds yang perdamaiannyahanya terganggu oleh mereka yang disebut “perusuh” menunjukkan bahwaini dimanfaatkan dengan baik oleh pendudukan Israel untuk kepentingannya sendiridalam bersamaan dengan gerakan internasional yang disebut “memerangiterorisme” untuk memutarbalikkan fakta di lapangan.
Jatul total
Abu Shamala mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya bahwanarasi pendudukan Israel telah jatuh total di depan fakta yang dipantau olehkamera-kamera dalam serangan yang mereka lakukan terhadap warga al-Quds danMasjid Al-Aqsha yang diberkati. Dia menjelaskan bahwa al-Quds untuk pertamakali muncul di opini publik Barat sebagai sebuah kota pendudukan yangpenduduknya dirampas kebebasan beribadahnya dan pihak yang mendudukinya melakukantindakan represi dan kekerasan yang berlebihan terhadap warga kota tersebut.
Ketua Perhimpunan Palestina di Jerman ini menyatakan telah menjadidengan jelas bahwa ada serangan terang-terangan terhadap warga sipil yang tidakberdaya oleh kelompok-kelompok ekstremis radikal (Zionis) secara terbuka padasiang hari bolong dan dengan mendapatkan perlindungan politik dan keamanan(Israel) “dan mereka sedang mempraktekkan kejahatan pembersihan etnisterhadap penduduk kampung Sheikh Jarrah.”
Kebangkitan tak terduga
Perwakilan Palestina di Jerman ini menggambarkan apa yang terjadidi ibu kota negara-negara Arab sebagai kebangkitan tak terduga bagi orang-orangEropa karena keadaan kontradiksi yang mereka alami dengan sistem nilai merekaselama beberapa dekade yang lalu.
Dia menyatakan bahwa sekarang ada narasi yang jelas bahwa pendudukanIsrael adalah kebalikan dari kebebasan. Pendudukan Israel melanggar hukuminternasional dengan cara yang mencolok dan terang-terangan yang merupakan terorismenegara yang tidak ada hubungannya dengan hak membela diri yang membenarkankejahatan merkea.
Dia mengatakan “Sekarang narasi yang beredar adalah bahwa apayang terjadi di al-Quds merupakan kejahatan apartheid secara sempurna yangtelah mendorong indikator-indikator solidaritas Eropa pada Palestina mengalami peningkatanyang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Mengaburkan kebenaran
Abu Shamala percaya bahwa upaya yang dilakukan pendudukan Israel selamabeberapa dekade yang lalu untuk melenyapkan kenyataan dari apa yang terjadi dilapangan telah terungkap dan terbongkar selama beberapa tahun terakhir meskipunberusaha mengelabui dunia melalui hubungannya yang tidak normal dengan OtoritasPalestina bahwa itu sebagai perdamaian antara dua bangsa yang hanya”kekuatan yang menentang hubungan ini” yang akan mengeruhkanperdamaian tersebut.
Dia mengatakan “Apa yang terjadi ini telah menyebabkanpengalihan perhatian di Barat terhadap isu-isu parsial dan konflik sampinganyang jauh dari fakta bahwa sebab sebenarnya dari penderitaan rakyat Palestinayang terus berlanjut hingga hari ini adalah adanya pendudukan rasis yang tidakdiberlakukan padanya hukum dan konvensi internasional.” Dia menjelaskan bahwameledaknya situasi di al-Quds menjadikan konflik fokus dan pendudukan Israel danterwujudnya persatuan rakyat Palestina serta mengembalikan isu Palestina kekonteks alaminya.
Terus bekerja
Abu Shamala menegaskan bahwa rakyat Palestina sedang bergerakmenuju tujuan akhir pembebasan mereka dari pendudukan Israel dan mewujudkan keadilanyang telah diharamkan untuk mereka sejak tahun 1948. Dia menegaskan pentingnya terusmengungkap penderitaan yang dialami rakyat Palestina akibat pendudukan penjajahIsrael di al-Quds Tepi Barat dan Jalur Gaza serta di wilayah pendudukan 1948 dandi diaspora sebagai satu kasus yang terkait dengan asal usul masalah.
Abu Shamala menyerukan untuk mendobrak akumulasi hambatan yangdengannya pendudukan Israel mengisolasi rakyat Palestina untuk memberikan suaramereka ke opini publik internasional. Langkah itu bisa dilakukan dengan caradamai dan ruang terbuka meskipun ada persekongkolan media Barat dan platformmedia sosial global.
Dia melanjutkan dengan mengatakan “Kami akan terus mengetukpintu para pembuat keputusan di Eropa. Kami akan terus menggalang dukunganrakyat Eropa yang diperlukan untuk mengakhiri keberpihakan tidak bermoral yangdipraktikkan oleh pemerintah-pemerintah Eropa demi kepentingan pendudukanIsrael karena kami menyadari bahwa isu Palestina ini kompleks dan kita sedangmenghadapi tahap sulit yang membutuhkan persatuan dan ketabahan kita untukmencapai apa yang kita cita-citakan.” (was/pip)