Wakil Komandan Umum Brigade Izzuddin al-Qassam Marwan Issa menegaskanbahwa pertempuran Saif al-Quds merupakan tonggak sejarah dan akan ada akibatserta konsekuensinya.
Untuk pertama kalinya orang nomor dua di al-Qassam ini tampil dimedia dalam program &ldquoApa yang Tersembunyi Itu Lebih Besar&rdquo (Maa Khafiya A&rsquodzam)di televisi Aljazeera. Issa mengatakan &ldquoKami menegaskan bahwaperlawanan akan mengejutkan musuh dan teman. Pertempuran Saif al-Quds merupakantonggak sejarah dan akan memiliki akibat dan konsekuensinya.&rdquo
Dia menyatakan bahwa selama pertempuran dengan penjajah Israel BrigadeAl-Qassam berusaha untuk meningkatkan hasil dalam masalah pembebasan tawanan Palestinadari penjara Zionis.
Komandan Al-Qassam ini mengungkapkan detail proses penangkapantentara Zionis Gilad Shalit dan negosiasi panjang yang berakhir denganpembebasannya dalam kesepakatan Wafa Al-Ahrar yang membebaskan ratusan tawanan Palestinatahun 2011.
Dia menyatakan bahwa “segera setelah penculikan Shalitbeberapa pihak turun tangan untuk mencabut blokade dengan imbalan pembebasan Shalitdan beberapa pihak mengatakan kepada kami bahwa tidak mungkin untuk mengimbangiintelijen pendudukan Israel.”
Dia menambahkan “Tapi kami siap untuk semua tahap. Kamimenyembunyikan tentara itu dan menolak untuk membebaskannya dengan imbalan pencabutanblokade dan kemudian berikutnya pembebasan beberapa tawanan.”
Dia melanjutkan “Kami mengatur pertempuran dengan ketat. Kamibergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kami mengalami upaya pembunuhan beberapapimpinan Dewan Militer terluka termasuk Abu Khaled Al-Deif yang terluka parahsaat itu.”
Issa mengungkapkan bahwa Abu Imad Issa (Al-Tastari) dia lah yang membentukunit bayangan dan dia memiliki peran paling penting dan pertama dalammenyembunyikan Shalit. (was/pip)