YayasanAl-Quds Malaysia Senin (7/6) menggelar seminar &ldquoLabbayka Ya Aqsha&rdquo dalamrangkaian peringatan 54 pendudukan zionis atas kota Baitul Maqdis tahun 1967 yangdihadiri para tokoh dan perwakilan lembaga social Malaysia.
 Webinar diselenggaran via aplikasi zoom yangdisiarkan secara langsung di media social yayasan Al-Quds Malaysia dan sejumlahorganisasi Malaysia lainnya.
Acarawebinar dibuka oleh Dato Sri Mukhriz bin Mahatir Mohammad ketua yayasan Al-Quds Malaysia yang dihadiri Ustaz Naser Al-Hadmi ketua lembagaAnti Normalisasi secara virtual dari kota Al-Quds.
DatoSri Mukhriz menyatakan dukungan penuh segenap rakyat dan pemerintah Malaysiaterhadap persoalan Palestina dan mengutuk keras kejahatan penjajah zionis yangmenodai kehormatan Masjidil Aqsha dan Baitul Maqdis. Ditegaskannya bahwaMalaysia akan terus memberikan dukungan moril dan materil untuk bangsaPalestina dan akan melakukan perannya di segenap forum internasional untukkepentingan Palestina.
Sejumlahtokoh yang hadir dalam webinar juga menyatakan dukungan yang sama bahwaPalestina merupakan persoalan umat Islam di seluruh dunia sehingga sudahseharusnya kaum muslimin memberikan dukungan penuh bagi perjuangan bangsaPalestina.
Sementaraitu Naser Al-Hadmi menyampaikan apresiasi kepada segenap bangsa Malaysia danpara aktifisnya yang terus aktif melakukan solidaritas membela Masjidil Aqshadan Baitul Maqdis. Dijelaskannya bahwa Masjidil Aqsha saat ini terus menjadisasaran pelanggaran kelompok imigran yahudi dengan dukungan penjajah zionisterutama di kaasan timur Al-Aqsha dan kawasan Babur Rahmah.
Naserjuga menyebutkan kasus pencaplokan kawasan Syekh Jarrah ditegaskannya bahwapersoalan ini bukan kasus hukum melainkan persoalan politik untukmeminggirkan kelompok social Palestina dan menghapus eksistensi mereka dariBaitul Maqdis.
Al-Hadmimenegaskan sejumlah persoalan baru-baru ini terlah menyatukan segenap rakyatPalestina dan kondisi saat ini sangat berbeda dengan 6 bulan sebelumnya.
Di akhir pernyataannya Mukhriz Mahathir menyampaikan kepada warga Al-Quds “Saudara-saudara kalian di Malaysia membela kalian tidak membiarkan kalian atau membiarkan Baitul Maqdis dan masjid Al-Aqsha. Ini kewajiban kami dan hak kalian juga. Persoalan yang kalian hadapi harus mendapatkan keadilan. Israel sudah mendekati akhir. Masjid Al-Aqsha akan tetap menjadi kiblat hati dan pikiran kami untuk membebaskannya.” (mq/pip)