MediaIbrani &ldquoHaaretz&rdquo menepis realisasi mimpi Israel bahwa Gaza akan tenggelam kelaut ditegaskannya bahwa Gaza yang terblokade setelah berakhir setiap agresikeras kembali menyala mengibarkan persoalan Palestina.
Dalamtulisan bersama antara Yontal Mandel dan Dotan Halevy Haaretz menjelaskan &ldquoHarapanpolitik mantan PM Israel Yitzhak Rabin yang dipaparkannya tiga decade lalubahwa Gaza akan tenggelam ke laut yang saat itu banyak disepakati pihakIsrael.&rdquo
Ditambahkannyaslogan Gaza tenggelam di laut selalu digaungkan dengan gempuran udara dimanaGaza dihujani bom dan roket juga digaungkan di kalangan jurnalis dan paratawanan serta dirilis via media social dan sering dijadikan statmen parapemimpin Israel.
Terlepasdengan realitas seperti ini di kalangan Israel surat kabar menegaskan bahwaGaza tidak akan tenggelam bahkan bersinar di setiap fase barunya lebih dariseparuh populasi Palestina merupakan pengungsi mereka kembali memunculkanrealitas yang ingin kami tenggelamkan bahwa negara Yahudi dibangun dengan mengusirratusan ribu Palestina dan menjadikan mereka sebagai pengungsi dan teorikeamanan Israel sekarang adalah dengan memenjarakan dan mengintimidasi anakcucu mereka.
Menurutsurat kabar tersebut keinginan Israel untuk membungkam Gaza antara laindisebabkan sejumlah persoalan yang tak bisa dilupakan bahwa Intifadah pertamadimulai dari sana perundingan OSLO pada awalnya fokum terhadap persoalan Gazadi Gaza otoritas Palestina mulai didirikan dan disana pula Hamas mulai tumbuh.
Seorangpenulis Amirah Has pernah menulis tahun 1996 bahwa Gaza mencakup semua sejarahsengketa antara Israel dan Palestina bahwa saat Hamas memerintah penulismenyebutkan dengan mudahnya bahwa Gaza seperti kematian (bagi Israel).
Disebutkanbahwa saat Israel memutuskan untuk mengadakan training di kampus Ben Gurianmayoritas fokusnya adalah tentang Gaza baik sejarah social kebudayaan danpolitiknya kami tahun bahwa salah satu persoalan tersulit yang harusdiselesaikan para mahasiswa adalah berpikir seputar Gaza di luar kebiasaan dandi luar analisis para pengamat militer.
Suratkabar Ibrani menyebutkan lebih dari 50 % penduduk Gaza berusia kisaran 18tahun mereka tumbuh dan matang dalam kondisi Gaza terblokade dan kami harusmelakukan upaya besar untuk memahami generasi ini di berbagai sisinya dalamkonteks mencari solusi politik dan bukan militer.
MenurutHaaretz Israel bisa saja menghiraukan sisi kemanusiaan dari Gaza dan menutuplembarannya saat kita baca lebih dari 60% korban meninggal adalah usia satu sampai 16 tahun (disebabkan roketIsrael) sebagaimana halnya harapan agar Gaza mati sehingga persoalanPalestina dengan sendirinya akan mati namun ide ini sangat absurd danmemalingkan dari realitas serta menjauhkan kita dari solusi. (mq/pip)