Mon 5-May-2025

Arsitek Apartheid Dibalik Israel Kuasai Paksa Syekh Jarah (1)

Selasa 11-Mei-2021

Upaya Israel mengusir warga kampung Syekh Jarahdi Al-Quds dan diberikan kepada warga pemukim Yahudi hanyalah rangkaianpencaplokan tanah Palestina oleh Israel sejak dari 7 dekade. Ini bukan sekadarmenguasai wilayah sebagai langkah dari rencana utuh penguasaan penuh atasPalestina dan mengisolasi mereka melalui pembangunan permukiman Yahudi sebagaibentuk sarana merusak tata kota Palestina dan mengubur bibit perlawanan danperjuangan nasional dan menjamin penguasaan penuh.

Berikut data-datanya

12 September 2005 Israel menarik diri dariJalur Gaza setelah menjajah di sana 38 tahun. Lebih dari 6000 acre (2428hektar) tanah di sana diambil alih Israel. Di atas tanah tersebut dibangun 21permukiman Yahudi dan dibangun wilayah perkotaan dan perindustrian selama 4dekade. Bukan hanya batu bisu namun itu adalah penjajahan itu sendiri. Selainsenjata militer ada jasad pemukim dan rumah yang ditanam di atas tanah.

Penarikan Israel dari Jalur Gaza berakhir. Ada3000 bangunan permukiman Yahudi yang digusur pasukan Israel. Warga Palestinamerayakan kemenangan itu. Mereka menuntut agar sisa-sisa permukiman di JalurGaza itu dibakar. Sebab mereka tidak akan tahan hidup di rumah yang dibangunkekuatan yang selama ini menjajah mereka. Pandangan yang sama dianut Netanyahuyang tidak bisa membayangkan bagaimana warga Palestina menari-nari di atasrumah bekas milik warga Palestina atau sinagog Yahudi diubah menjadi masjid.

Namun Amerika mengusulkan agar Israelmenyerahkan bangunan permukiman dan asset pertanian dan industri yang tersisakepada Palestina untuk mendorong situasi ekonomi Jalur Gaza. ini sesuai denganagenda neo liberal Amerika untuk mengelola dan menata Timur Tengah menjadimasyarakat liberal moderl. Ini yang diterima oleh pemerintah Israel. Kemudian assetdan bangunan tersebut dijual kepada Palestina atau diberikan dengan imbal balikrumah dan tanah mereka tinggalkan di masa Nakba diberikan kepada Israel. Namun Palestinamenilai bahwa menerima itu adalah penghianatan.

Menurut penulis Ayal Weizmen arsitek bangunan Israeldalam bukunya &ldquotanah dan arsitektur bangunan penjajahan Israel&rdquo bahwa bangunanmenjadi salah satu sarana langsung penjajahan. Sebab bangunan memiliki peransentral dan efektif mengungkap drama politik. Unsur kehidupan muncul daribangunan. Karena itu baginya sisa-sisa bangunan penjajahan harus dihabisi.

Dengan pemahaman arsitektur penjajahan ini Palestinamenolak gagasan penggusuran sisa-sisa permukiman yang ditawarkan Caver Solanakoordinator politik luar negeri di Uni Eropa dan mengganinya dengan untukkepentingan bangunan tower untuk pengungsi Palestina agar tidak berubah dari huniansementara menjadi bangunan permanen yang bisa merusak hak kembali pengungsiyang diusir dari kampung halaman mereka di tahun 1948.

Di sisi lain penjajah Israel selalu melihatpermukiman sebagai lingkungan yang mendorong perlawanan. Ini yang mendorong ArielSharon di awal tahun 1970-an untuk menghancurkan kamp pengungsi Shati JabaliaRafah untuk mengusir mereka.

Ideologi hegemoni Israel ini mendorong Eyal Wizmanberusaha mewujudkannya dalam realita Palestina antara isolasi paksa Al-Qudsdari warga Palestina juga berupa permukiman Yahudi tembok rasis cela-celaperlintasan dan berbagai alat arsitektur penjajahan. Ini upaya memahami tujuanpolitik dan militer.

27 Juni 1967 beberapa hari setelah militer Israelmenguasai Al-Quds Timur pemerintah Israel pimpinan Levi Eshkol segera &ndash selainmenjajah 70 km2 tanah dan dianeksasi ke perbatasan pemerintah Al-QudsBarat segera mendesain arsitek bangunan tata kota.

Benar saja di tahun berikutnya ditetapkanrencana utuh mengambil alih Al-Quds di bawah satu kesatuan kedaulatan Israel dandibangun dengan model. Dibangunlah di sana 12 perkampungan Yahudi salaam 40 tahunyang menjadi sabuk arsitek bagi perkampungan Palestina yang dibelah menjadi dua.Selain itu dibangun kota industry untuk mengisolasi pekerja Palestina yangberasal dari Tepi Barat jauh dari Al-Quds.

Ditambah lagi rangkaian permukiman Yahudi keduayang disebut tembok kedua dibangun di perbatasan Al-Quds sehingga mengisolasiwarga Palestina dari pusat budaya mereka yang memisahkan Tepi Barat bagianselatan dan utaranya.

Di sisi lain arsitek bangunan permukiman Yahudidibuat berbeda sama sekali dengan arsitek bangunan Arab agar warga Yahudi terbiasasecara organic sebagai bagian dari ibukota Israel yang dijanjikan di AL-Quds. Dibagian luar rumah Yahudi dibuat bahan bangunan tembok luar yang menandakan berbeda.Tembok batu alam dari Al-Quds itu membawa perasaan warga Yahudi bahwa rumah itumilik mereka secara perasaan dan ideologi. (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied