Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyh pada hari Jum&rsquoat(30/4/2021) mengatakan bahwa keputusan untuk menunda pemilu Palestina “sangatdisesalkan”.
Hal terebut disampaikan Haniyah dalam pernyataan yang disiarkan televisiAl- Aqsha TV. Dia menambahkan bahwa “keputusan penundaan pemilu yangsangat disesalkan ini menempatkan ranah Palestina di wilayah yang menyerupaikekosongan. Padahal ada masalah besar yang seharusnya diselesaikan melalui lembaga-lembagayang akan dibentuk melalui pemilu.”
Haniyah menambahkan “Menunda pemilu berarti membatalkannya danmerampas hak politik rakyat Palestina.”
Dia menyatakan bahwa “tidak ada perselisihan tentang perlunyamengadakan pemilihan umum di al-Quds tetapi yang ada adalah perselisihanterhadap keputusan Palestina yang tergantung pada keputusan pendudukanIsrael.”
Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina “bersatu dalam pertempurandi al-Quds dan mereka berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilihan umum di al-Quds.”
Haniyah menyatakan bahwa gerakannya memberikan “fleksibilitasyang sangat tinggi dan memiliki tingkat tanggung jawab nasional dan historistertinggi untuk mencapai persatuan dan rekonsiliasi” menunjuk padakonsesi yang diberikan gerakannya dengan menerima penyelenggaraan pemilu secaraberurutan daripada secara bersamaan dan persetujuannya pada undang-undang perwakilanproporsional dalam pemilu meskipun pihaknya bertentangan dengan PerjanjianKairo tahun 2011.
Dia menambahkan “Kami selalu ingin mengatasi kesulitan untukmencapai stasiun ini (pemilu legislatif) dalam peta jalan yang kami sepakati diIstanbul dan Kairo sehingga proses pemilu berakhir dalam 6 bulan.”
Dia melanjutkan “Kami telah berharap bahwa pemilu akandilanjutkan sampai akhir tetapi sayangnya itu tidak selesai karena alasanyang tidak meyakinkan sama sekali.” Dia menegaskan bahwa gerakannya telahdan masih mendukung opsi “pemilu yang diadakan pada waktu dan tanggal yangtelah ditentukan dan menegaskan bahwa pemilu harus diadakan di al-Quds. “
Haniyah menyerukan untuk diadakan pertemuan nasional yangmempertemukan semua faksi dan kekuatan untuk mempelajari bagaimana bekerja selamaperiode mendatang. Dia menambahkan “Kami masih percaya bahwa kita dapatmengadakan pemilu pada tanggal 22 Mei di al-Quds terlebih dahulu.”(was/pip)