Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah memimpindelegasi elit gerakannya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Syekh Muhammad binAbdur Rahman Althani yang membahas diskusi mendalam sejumlah isu penting dandinamika politik dan lapangan terkait isu Palestina.
Delegasi Hamas menyampaikan apa yang terjadi dikota Al-Quds. Rakyat Palestina teguh dan mengendalikan tekad massa menghadapikebijakan penjajah Israel.
Delegasi menyampaikan Al-Quds merupakan isusentral konflik dengan Israel dan tidak mungkin mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Hamas menyatakan konflik di Al-Quds adalahkonflik identitas dan eksistensi Palestina di kota tersebut. Rakyat Palestina menghadapipenjajah dengan dada telanjang untuk menggagalkan yahudisasi dan upaya menghapuslandmark kebudayaan Islam dan yahudisasi kota itu. Juga menolak pembagian masjidAl-Aqsha dan penistaan tempat suci Islam dan Kristen di sana.
Delegasi Hamas menegaskan sikap permanen untukmelanjutkan pemilu legislative presiden dan Dewan Nasional meski Israel menghadangdan menghalangi pemilu Palestina terutama di Al-Quds.
Kehendak dan tekad nasional tetap inginmenggelar pemilu terutama di Al-Quds sebagai sebuah pertarungan nasoonal yangharus dimenangkan. Apa yang terjadi di Al-Quds terakhir dinilai sebagai buktikemampuan rakyat Palestina menentukan kehendaknya termasuk gelaran pemilu.
Jika menunda atau meniadakan pemilu maka halitu sama saja memberikan hadiah kepada Israel dan membantu mewujudkan targetpenjajah dalam memecah belah barisan nasional.
Delegasi Hamas mengisyaratkan hubungan istimewadengan Qatar dan sikap-sikapnya yang mendukung rakyat Palestina dan hak-haknya.Terutama peran penting Emir Tamim bin Hamd Althani dalam berbagai bidangpolitik dan kemanusiaan.
Ikut dalam pertemuan tersebut Dr. Musa AbuMarzuq Izzat Rasyq Husam Badran dari anggota biro politik Hamas. (at/pip)