Tue 6-May-2025

Haniyah: Tidak Ada Ketenangan Jika Agresi Israel di al-Quds Berlanjut

Selasa 27-April-2021

Kepala Biro Politik GerakanPerlawanan Islam Hamas Ismail Haniyah menegaskan bahwa al-Quds tidaksendirian dalam konfrontasi ini. Gaza hadir dengan perlawanan gagah beraniuntuk melindungi rakyat Palestina di al-Quds.

Haniyah mengatakan &ldquoTidak akan adaketenangan jika entitas Zionis terus melanjutkan kebijakan agresif ini di al-Quds.&rdquoDia menambahkan &ldquoKami tidak akan membiarkan kecuali intifadhah ini terusberlanjut. Kami telah meraih banyak kemenangan selama beberapa hari terakhir.&rdquo

Dia menyatakan bahwa para pemuda al-Qudstelah menang ketika mereka memaksa para pemukim pendatang Yahudi dan polisipendudukan Zionis keluar dari area dan tangga Gerbang al-Amud dan ketikamereka berhasil mempertahankan keislaman al-Quds. Haniyah menegaskan bahwa apa yangterjadi di al-Quds bukanlah aksi yang terpisah dari konteks umum yang dialami kotaitu. Bahwa apa yang terjadi adalah dalam konteks perebutan identitas al-Quds.

Haniyah mengatakan &ldquoKami sedangmenghadapi bab-bab dari apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini (deal ofcentury) yang bertujuan untuk memberangus isu Palestina dan menjadikanal-Quds sebagai ibu kota entitas Zionis serta membebaskan tangan-tangan Zionisuntuk merusak tempat-tempat suci dan Masjid al-Aqsha.&rdquo

Dia menambahkan &ldquoDari sini rakyatPalestina di al-Quds Gaza Tepi Barat wilayah Palestina yang diduduki Israel sejaktahun 1948 dan di diaspora dan bangsa yang melakukan aksi unjuk rasa ini. Marikita hadapi semua dimensi ini dalam kerangka visi strategis untuk menggagalkan rencanajahat ini dan rencana mengubah identitas al-Quds.&rdquo

Haniyah menegaskan bahwa apa yang telahdan sedang terjadi di al-Quds telah merontokkan beberapa teori. Teorinormalisasi telah rontok menghadapi keteguhan rakyat yang selalu siap siaga.Dia menegaskan bahwa entitas Zionis bukanlah bagian dari solusi melainkan akarmasalah dan bukan sekutu kawasan. Tapi merupakan musuh kawasan rakyat Palestinadan umat.

Haniyah menambahkan &ldquoKemudian kami merontokkanteori Dayton teori Palestina baru yang mengakui entitas Zionis dan menerimakonsesi yang mengorbankan hak kembali pengungsi Palestina. Hari ini kamimenghadapi generasi pasca-Oslo dan Dayton generasi yang dibesarkan di masjiddan keluar bersorak dengan dominasi proyek perlawanan di lapangan. Oleh karenaitu teori ini rontok di kawasan Gerbang al-Amud.

Haniyah menyatakan bahwa rakyat Palestinadi al-Quds juga merontokkan teori yang bertaruh pada negosiasi. Karena negosiasiyang dilakukan dari posisi yang lemah akan membawa hasil yang menyakitkan danjika ingin kuat dalam politik maka harus kuat di lapangan.

Dia menjelaskan apa yang dilakukanpara pemukim pendatang Yahudi belakangan ini khususnya di Gerbang al-Amudmerupakan upaya untuk menguasai Masjid Al-Aqsha serta mengisolasi al-Quds danAl-Aqsha dari dunia Arab dan Islam sekitarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa apa yangterjadi di al-Quds dan jalan-jalannya merupakan perpanjangan dari kebijakanpembongkaran rumah dan kebijakan pembagian Masjid Al-Aqsha secara tempat danwaktu serta perampasan akses masyarakat ke sana.

Dia menjelaskan bahwa pertempuran al-Qudsadalah pertempuran kita semua. Al-Quds bukan hanya untuk orang Palestina. Kota iniadalah kota Arab dan Islam. Kota awal dan akhir. Dan merupakan poros konflik.

Haniyah menyerukan kepada rakyatArab dan umat Islam untuk mempersiapkan kemenangan nyata bagi rakyat kitakarena kita sedang dalam pertempuran memperebutkan geografi dan sejarah.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied