Tue 6-May-2025

Perang Mata Air Meningkat di Lembah Yordan

Rabu 14-April-2021

Meningkatnya gerakan-gerakan para pemukim pendatang Yahudi untukmemperketat kontrol atas mata air di Lembah Yordan utara mengungkap rencanayang jelas dari penjajah Israel untuk tidak meninggalkan sumber air alami apapun untuk orang-orang Palestina.

Meskipun hanya beberapa hari berlalu sejak pendudukan Israel memperketatkontrolnya atas mata air Ain al-Hilweh di Wadi al-Malih di Lembah Yordan sertamemagarinya dan memberlakukan status quo baru padanya sudah terlihat gerakan-gerakanbaru untuk menguasai mata air Umm al-Jamal. Karena tampaknya masalah ini tidak terkaitdengan satu mata air tanpa mata air lainnya akan tetapi merupakan langkah-langkahbertahap dan terkaji yang mencakup semua mata air secara keseluruhan.

Peneliti dan pengamat pergerakan para pemukim Yahudi di LembahYordan Aref Daraghimeh memperingatkan rencana ini. Dia menyatakan bahwa parapemukim Yahudi setelah mengambil alih mata air Ein al-Hilweh dan al-Sakut merekaberkumpul di sekitar mata air Umm al-Jamal untuk menguasainya dan menghalangi orang-orangPalestina untuk mengakses airnya.

Apa yang terjadi di Lembah Yordan ini adalah kebijakan permukimanyang jelas melalui koloni permukiman penggembalaan dan pertanian untuk memburu upayaapa pun yang dilakukan warga Palestina untuk berkembang dan maju di Lembah Yordan.

Apa yang dimaksud Daraghimeh tentang koloni permukiman penggembalaantelah menjadi perhatian besar bagi warga badui dan petani Lembah Yordan karenapara pemukim Yahudi membawa kawanan ternak untuk mengepung warga Badui di padangrumput dan sumber air mereka mengusir mereka dari padang rumput dan sumber airdan memagarinya mencegah mereka memasukinya sehingga padang rumput dan mataair menjadi milik para pemukim Yahudi dan ternak warga Badui Lembah Yordan tidakbisa mendapatkan makanan dan air.

Mata air Umm al-Jamal terletak di sebuah lokasi yang dekat denganAin al-Hilweh yang dipagari oleh para pemukim Yahudi yaitu sekitar 500 meterdari pagar permukiman Yahudi Maskiyot yang menjadi duri bagi kawasan tersebut.Sementara itu penduduk tiga komunitas badui bergantung pada mata air ini.

Hamad Awad Kaabneh warga Umm al-Jamal kepada koresponden PusatInformasi Palestina mengatakan bahwa marga al-Kaabneh yang merupakanpengungsi telah tinggal di Umm al-Jamal sejak tahun 1948. Ketersediaan airmenjadi alasan utama klan mereka tinggal di daerah tersebut setelah merekaterusir dari Bersheba.

Dia menambahkan&nbsp &ldquoDalam beberapatahun terakhir kandang kami di Umm al-Jamal beberapa kali dibongkar yangterakhir dua tahun lalu yaitu berupa rumah-rumah yang terbuat dari kain gonikayu dan seng. Akan tetapi yang paling berbahaya adalah mengambil alihansumber-sumber air belakangan ini. Di mana para pemukim Yahudi menghalangi kamimendekatinya dengan cara mengintensifkan keberaaan mereka di sana.&rdquo

Kaabneh menyatakan bahwa jika dia ingin membeli air setiap hariuntuk sapi dan ternaknya maka dia membutuhkan sekitar empat puluh barel air padahalmata air yang ada menyediakan untuk itusemua. Dan inilah yang terjadi dengan puluhan orang Badui lain di wilayahtersebut.

Jumlah mata air utama di Lembah Yordan diperkirakan sekitar 22sumber mata air yang airnya disuplai dari lapisan air pegunungan. Rata-ratasetahun sumber-sumber mata air ini menghasilkan sekitar 44 juta m3 / tahun.Air dari mata air ini digunakan untuk pertanian dan keperluan minum.

Terdapat sejumlah mata air lain di dekat Laut Mati yaitu &ldquoMata AirAl-Fashkha&rdquo yang rata-rata drainasenya berkisar antara 80-100 m3 / tahun. Dansemua mata ini berada di bawah kendali pendudukan Israel saat ini. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied