Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Ismail Haniyahmenyambut baik pemulihan hubungan Turki-Mesir. Dia menekankan bahwa haltersebut menguntungkan “untuk kepentingan” Palestina. Sementara diamengatakan bahwa faksi Hamas untuk pemilu “Al-Quds Mauiduna&rdquo mengusung “pesandan simbol penting “. dia juga menegaskan bahwa gerakannya berkomitmenuntuk membentuk pemerintahan persatuan nasional setelah pemilu.
Hal tersebut disampaikan Haniyah dalam wawancara yang dilakukanoleh Anadolu Agency dengan Haniyah yang mengunjungi kantor pusat agensi diIstanbul dan bertemu dengan Wakil Direktur Jenderal Pemimpin Redaksi MetinMuttanoglu.
Mengomentari pemulihan hubungan antara Ankara dan Kairo Haniyahmengatakan “Kami menyambut pemulihan hubungan Turki-Mesir. Kami percayabahwa lebih banyak terjadinya kesepahaman antara mereka serta antaranegara-negara Arab dan Islam akan berdampak secara positif pada kami diPalestina dan di negara-negara Arab.”
Dia menambahkan “Ada negara-negara poros yang secara historisdikenal di kawasan itu yang memainkan peran strategis. Negara-negara sebesar Mesirdan sebesar Turki Iran dan Arab Saudi kapan pun terjadi kesepahaman danpemulihan hubungan di antara mereka maka hal itu menguntungkan kepentinganrakyat kawasan dan isu perjuangan Palestina.”
Kepala Biro Politik Hamas ini melanjutkan “Setiap konflikantara negara-negara Arab dan Islam berdampak secara negatif pada kemampuan umatmasa depan rakyat dan isu perjuangan Palestina dan sebaliknya hal itumerupakan situasi regional emas bagi entitas Zionis untuk melaksanakan proyek-proyekdan rencananya dalam membangun permukiman-permukiman Yahudi melakukanyahudisasi dan aneksasi.”
Pemerintahan konsensus nasional
Soal lain Haniyah menegaskan bahwa gerakannya”berkomitmen” untuk membentuk pemerintahan “konsensusnasional” meski berhasil meraih kemenangan dalam pemilu legislatifmendatang yang dijadwalkan digelar pada Mei 2021 mendatang.
Haniyah mengatakan “Hamas berpartisipasi dalam pemilu atasdasar kemitraan dan bukan atas dasar kemenangan. Hamas tidak ingin mendominasisistem politik Palestina.”
Dia menambahkan “Hamas bahkan jika mencetak kemenangan dalampemilu ini berkomitmen untuk membentuk pemerintahan konsensus nasional dengansemua elemen rakyat Palestina sehingga kita semua memikul tanggung jawab ditahap paling berbahaya dari tahap-tahap konflik dengan pendudukan Zionis.”
Pada pertengahan Januari lalu Mahmoud Abbas mengeluarkan keputusanyang mengatur tanggal pemilu selama tahun berjalan ini. Yaitu pemilu legislatifpada 22 Mei pemilu presiden pada 31 Juli dan pemilihan Majelis Nasional pada31 Agustus.
Pintu masuk untuk mengakhiri perpecahan.
Haniyah berpendapat bahwa pemilu mendatang adalah”penting”. Pemilu mendatang dapat menjadi pengungkit bagi situasi Palestinasaat ini. Dia menambahkan “Pemilu ini adalah pintu masuk untuk mengakhiriperpecahan yang telah berusia 15 tahun.” Dia juga mengatakan bahwa pemilu inibertujuan untuk “membangun kembali sistem politik Palestina atas dasarkemitraan di antara semua elemen rakyat Palestina.”
Dia menambahkan “Kami percaya bahwa kami berada pada tahappenting dan berada di depan sebuah stasiun yang jika diinvestasikan denganbaik akan memindahkan situasi Palestina dari keadaan sekarang ke kondisi yanglebih baik untuk menata rumah tangga internal Palestina.”
Penundaan pemilu
Mengenai kemungkinan penundaan pemilu karena tekanan eksternal Haniyahmenyatakan keyakinannya yang “tinggi” bahwa pemilu “akanberjalan sesuai dengan apa yang telah disepakati.”
Dia mengatakan “Kami berkomitmen pada pemilu. Dan semua sikapresmi termasuk dalam (gerakan) Fatah dan Otoritas (Palestina) (mengatakan)bahwa mereka bertekad untuk bergerak maju hingga akhir pemilu.”
Dia menambahkan “Saya menyadari bahwa ada tantangan dantekanan dari pihak-pihak dan ada upaya-upaya untuk merusak pemilu terutamadari entitas Israel.”
Namun dia menambahkan “Ini adalah salah satu tantangan dihadapan kami. Akan tetapi kami komitmen pada pemilu sebagai sarana untukmengatur rumah tangga internal Palestina kami.”
Mengenai tanggapan Hamas dalam hal pemilu ditunda atau dibatalkanHaniyah mengatakan &ldquoJika perkembangan terjadi ke arah berlawanan atau negatifkami akan mempelajarinya tepat waktu dan kami akan mengambil keputusan yangdiperlukan terkait hal tersebut.&rdquo
Pekan lalu Sekretaris Komite Sentral Gerakan Fatah Jibril Rajoubdalam sebuah wawancara di stasiun resmi TV Palestina mengakui adanya tekanan Israel”dan bahkan dari regional dan Arab” untuk membatalkan pemilu. Dia mengatakanbahwa Presiden Mahmoud Abbas menolak tekanan-tekanan tersebut.
Apresiasi peran Turki
Kepala Biro Politik Hamas ini memuji dan mengapresiasi peran Turkidalam mendukung rakyat Palestina.
Dalam hal ini dia berkata “Kami sangat menghargai peranTurki terutama dalam mendukung perjuangan Palestina dan dengan berdiri bersamaGaza dalam menghadapi blokade serta mengadopsi dan merengkuh al-Quds ibu kotaPalestina.”
Dia menambahkan “Kami dengan bangga mencatat sikap-sikap politikPresiden Recep Tayyip Erdogan parlemen dan pemerintah Turki di forum regionaldan internasional dan kami melihat bahwa masalah Palestina adalah masalahkonsensus Turki.”
Dia melanjutkan “Saya mengucapkan terima kasih atas apa yangdilakukan Turki baik di al-Quds dan Gaza di kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanonatau di utara Suriah atau di Turki dan kami berharap peran ini terusdilanjutkan yang merupakan takdir Turki secara historis geografis regionaldan Islam terhadap al-Quds dan Palestina.” (was/pip)