Komitepengawas urusan Palestina 48 menginformasikan persiapan 3 aksi pawai diwilayah Palestina 48 memperingati Hari Bumi ke 45 bertepatan 30 Maret denganmengibarkan bendera Palestina.
Dalampertemuan yang digelar di kota Arabah dihadiri sejumlah pimpinan wilayahdisepakati untuk memperingati Hari Bumi ke 45 lewat serangkaian pawai di kotaArabah Sakhnin dan Der Hana serta di segenap wilayah pedesaan yang menandakanperingatan Hari Bumi.
Ketuakomite pengawas Mohammad Barkah mengatakan kami telah melewati fase yangkeras kampanye pemilu parlemen sehingga peringatan Hari Bumi diharapkanmenjadi momentum persatuan nasional yang sangat kita perlukan.
Kamidi Arabah tempat dimana gugurnya Khoir Yasiin korban pertama di Hari Bumipada 29 Maret 1976 dan Arabah telah mempersembahkan banyak pahlawan danpengorbanan di setiap pertempuran bangsa Palestina lanjut Barkah.
Komitemenegaskan semangat persatuan sangat terasa di Hari Bumi dan sangat pentinguntuk merapatan barisan nasional dan menghilangkan dampak buruk dari pemiluparlemen terakhir.
Barkahmenegaskan pentingnya menjamin kesuksesan pawai rakyat untuk menuju fase barudalam kaitan persatuan nasional untuk menghadapi kekerasan dan kejahatanpenggusuran rumah terutama di wilayah Negev dan mengantisipasi dampak socialekonomi dan kesehatan akibat wabah corona.
RakyatPalestina memperingati Hari Bumi pada 30 Maret setiap tahunnya yang dimulaipada 30 Maret 1976 saat terjadi pencaplokan wilayah desa Arabah dan Sakhinoleh penjajah Israel yang mendorong rakyat Palestina melakukan perlawananrakyat.
Bersamaandengan kebijakan pencaplokan wilayah pedesaan Palestina secara paksa olehpasukan Israel di Sakhnin Arabah Der Hana Tharan Thamrah dan Kabul sejakpukul 5 petang tanggal 29 Maret 1976 maka rakyat Palestina memutuskanmelakukan perlawanan lewat unjuk rasa merespon seruan membela danmempertahankan wilayah.
Takdapat dihindari aksi unjuk rasa memicu bentrokan dengan pasukan Israel yangmenyerbu pedesaan tersebut.
Bentrokanmenyebabkan gugurnya 6 warga Palestina penangkapan dan ratusan korban lukakemudian penjajah Israel mencabut keputusan pencaplokan wilayah tersebut yangsaat itu dipimpin oleh PM Yizhak Rabin. (mq/pip)