Biro Koordinasi Urusan Kemanusiaan milik PBB(OCHA) mengatakan pemerintah penjajah Israel menggusur dan menyita 35 bangunanPalestina selama dua pekan dengan alasan tidak memiliki ijin bangunan.
Dalam laporannya bertajuk &ldquoLindungi Warga Sipil&rdquoBiro OCHA mencatat kejahatan Israel antara 16 Februari hingga 1 Maret 2021 bahwaoperasi penggusuran menyebabkan 98 orang warga Palestina terusir dan 53 di antaranyaadalah anak-anak dan menimbulkan 60 lainnya terdampak kerugian.
Biro OCHA menambahkan pada 22 Februaripemerintah Israel menggusur 18 bangunan hunian dan kandang ternak lainnya diHimsah Baqiah. Sebagian besar bangunan itu sebagian besarnya untuk mereponkasus kemanusiaan dan pernah digusur sebelumnya. Sebanyak 10 keluarga terusir yangterdiri lebih dari 60 orang 36 di antaranya adalah anak-anak.
Di wilayah kategori C juga sebuah keluargaterdiri dari 7 orang diusir setelah rumah mereka digusur di Al-Hidr di kotaBetlehem. Mata pencaharian empat juga terganggu akibat Israel menggusur sayuryang sudah dipanen di Al Hijrah di Hebron.
Dalam konteks yang sama 28 orang terusir diIsawiyah dan Ras Amud di Al-Quds setelah Israel menggsur tiga rumah dan memaksapemiliknya menggusurnya sendiri.
Menurut laporan OCHA Israel selama dua pekanlalu telah menggelar 184 operasi pencarian dan penangkapan dan menangkap 158warga Palestina di seluruh penjuru Tepi Barat.
Biro OCHA juga menyatakan al-Quds sebagai kotapaling tinggi operasi tersebut yakni sebanyak 60 operasi.
Di Jalur Gaza serdadu Israel melepaskantembakan peringatan dalam 28 kasus di dekat pagar perbatasan.
OCHA menyatakan sebanyak 17 warga Palestina diTepi Barat terluka 16 di antaranya remaja yang terluka oleh peluru tajam yangdilepaskan Israel. (at/pip)