Badan Urusan Tawanan dan Eks Tawanan menyampaikan rincian tentangapa yang terjadi pada dua bocah kembar yang berusia di bawah umur dari kotaSebastia utara Nablus selama keduanya menjalani penahanan sekitar sebulanyang lalu dan diisolasi dalam kondisi sulit dan keras di pusat penahanan IsraelHawara selama 16 hari.
Badan Urusan Tawanan dalam laporannya hari Senin (1/3/2021) menyatakanbahwa si kembar Nasrullah dan Nasiruddin al-Shaer (17 tahun) ditangkap darirumah mereka pada pukul 3 pagi pada 3 Februari 2021 ketika sejumlah tentara penjajahIsrael menyerbu rumah mereka secara brutal setelah meledakkan pintu masuk utamarumah kedua orang tuannya.
Saat dikunjungi oleh pengacara dari Badan Urusan Tawanan si kembarmemberitahukan rincian penangkapan tersebut. Mereka mengatakan &ldquoDi luar rumahmereka memborgol kami. Kedua tangan kami diikat ke belakang menutup mata kamidan kemudian membawa kami ke dalam jip militer. Kami dibawah ke permukiman Yahuditerdekat. Setelah seperempat jam kami dipindahkan kami ke pusat penahanan IsraelHawara di selatan Nablus.&rdquo
Keduanya menambahkan “Kami tinggal di penjara Israel Hawaraselama 16 hari dalam sel yang sempit. Hidup di dalam sel tersebut seperti beradadalam neraka. Makanannya sangat buruk. Perlakuan para sipir terhadap kami sangatbrutal. Selama 16 hari di dalam sel mereka tidak mereka mengizinkan kami pergike kamar mandi untuk mandi. Selama 16 hari kami memakai pakaian yang samabahkan pakaian dalam. Selama 16 hari kami tidak boleh keluar untuk mencariangin. Selnya sangat dingin dan mereka hanya memberi kami selimut kotor danusang. Lantai kamar dan dinding penuh dengan kotoran dan berbau lembab serta baubusuk. Kami menjalani hari-hari paling mengerikan di sana.”
Kedua remaja kembar ini melanjutkan penuturannya “Kamikemudian dipindahkan ke kamp militer Israel Salem. Di sana kami diinterogasi secaraterpisah selama sekitar satu jam. Kemudian kami dipindahkan ke Penjara Megiddo dibagian penjara No. 10. Kami telah berada di sana selama 7 hari.” (was/pip)
