Tue 6-May-2025

Kebijakan Terbaru UNRWA untuk Menyusahkan para Pengungsi

Selasa 23-Februari-2021

Badan Bantuan dan Pemberdayaan PBB untuk Pengungsi Palestina(UNRWA) kembali membuat kebijakan baru yang menambah kesulitan dan kesusahanpara pengungsi Palestina serta berkontribusi dalam mencekik dan menambah bebanmereka.

Penerapan sistem paket makanan terpadu yang merupakan keputusan terbaruUNRWA telah menjadi penghalang bagi ribuan keluarga pengungsi Palestina denganpendapatan terbatas di antara rakyat Palestina yang menyebabkan ketidakpuasanrakyat dan faksi secara&nbsp meluas.

Sebagai protes terhadap keputusan ini Komite Rakyat untukPengungsi di Jalur Gaza Ahad (21/2/2021) mengorganisir protes untuk menolakpenerapan kebijakan paket makanan terpadu untuk semua pengungsi ini yang melaluikebijakan tersebut UNRWA akan menutup sementara sejumlah kantor distribusi bantuanUNRWA.

UNRWA di Jalur Gaza kembali mulai mendistribusikan bantuan paket makananpada hari Ahad lalu sesuai sistem baru yang dikenal sebagai “paketterpadu”. Akan tetapi banyak kantor distribusi bantuan ditutup sebagaiprotes terhadap sistem baru ini.

Puluhan pengungsi berkumpul di depan kantor-kantor pasokan bantuanUNRWA di Jalur Gaza. Mereka membawa spanduk yang menyerukan agar UNRWA kembalike sistem distribusi bantuan makanan sesuai dengan klasifikasi kemiskinanekstrem kemiskinan absolut serta paket bantuan kuning dan paket bantuan putih.

Kejahatan kemanusiaan

Para pengungsi menilai keputusan UNRWA untuk menyatukan paketbantuan makanan tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan dan memperdalam kondisikesengsaraan dan kemiskinan para pengungsi Palestina yang tinggal di berbagaitempat. Karena dengan keputusan baru ini UNRWA menghapus beberapa paketbantuan di antaranya adalah paket bantuan kuning.

Pengungsi Palestina Muhammad Abu Rashwan yang menafkahi 10 anakmenyesalkan keputusan UNRWA yang menghapus paket bantuan kuning. Lelaki berusia45 tahun mengatakan “Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tanpa paketbantuan kuning? Bagaimana saya ingin memberi makan untuk anak-anak saya?”

Abu Rashwan mengatakan kepada Pusat Informasi Palestina“Jika bukan karena paket bantuan kuning yang diberikan kepada kami pasti kamitelah terlantar. Tuhan Maha Tahu tentang kondisi kami. Keputusan ini akanmenambah penderitaan kami terutama setelah pengurangan tepung beras susuminyak sage buncis lentil sarden dan gula.”

Dia melanjutkan “Saya memiliki anak-anak kebanyakan merekaadalah anak-anak kecil. Mereka membutuhkan bantuan UNRWA. Justru paket bantuan kuningharus ditingkatkan daripada dikurangi. Dunia harus berdiri bersama kami danmendukung kami daripada memblokade dan menghinakan kami.&rdquo

Adapun pengungsi Mahmoud Zoroub (52 tahun) dia bertanya “Apadosa kami dan anak-anak kami sehingga hak-hak kami dirampas? Apa tujuan paketterpadu ini? Atas dasar apa mereka memilih sistem ini?&rdquo

Dia menambahkan “Kami menghimbau masyarakat internasional dansetiap orang yang memiliki hati nurani yang baik untuk mendukung kami danmembantu kami agar kami bisa kembali ke kampung halaman kami sehingga kamitidak perlu lagi paket bantuan.&rdquo

Sementara itu Adnan Al-Faqawi Wakil Ketua Komite Rakyat untukPengungsi Palestina di Khan Yunis mengatakan bahwa semua orang menolak danmengecam kebijakan UNRWA tersebut yang menyatukan formula paket bantuan makanan.

Dalam wawancara khusus dengan koresponden Pusat Informasi PalestinaAl-Faqawi meminta UNRWA untuk tidak menerapkan prinsip mengambil dari oerangmiskin untuk orang miskin lainnya. Dia menyatakan bahwa UNRWA harus menyediakandana untuk semua kegiatannya dengan terbuka kepada dunia.

Dia menegaskan bahwa langkah ini tidak akan luput dari perhatian. Diamengingatkan bahwa melalui langkah ini UNRWA memiliki tujuan untuk melalaikantanggung jawabnya terhadap pengungsi Palestina.

Memaksakan realitas yang tak bisa ditolak

Dia menjelaskan bahwa kebijakan UNRWA ini sebagai upaya lembaga PBBtersebut untuk memberlakukan kebijakan yang memaksanakan realitas yang tidakbisa ditolak dan memberlakukan sistem baru yang mulai diterapkan terhadap para pengungsiPalestina pada putaran pertama 2021.

Dia menyatakan bahwa sistem baru ini akan berdampak negatif padakomunitas pengungsi di kamp-kamp pengungsi Palestina di Gaza. Dia menegaskan bahwahal itu akan merugikan lebih dari 770.000 pengungsi yang diklasifikasikan dibawah garis “kemiskinan ekstrim”.

Dia menyerukan agar UNRWA meninjau kembali kebijakan pemangkasandan pengurangan peket bantuan ini serta jangan membuat kebijakan yang selaras dengankebijakan penjajah Israel yang bertujuan untuk mengakhiri kerja UNRWA dalampersiapan untuk mengakhiri persoalan pengungsi Palestina.

Sementara itu Kepala Departemen Urusan Pengungsi di PLO Ahmed AbuHouli mengatakan &ldquoSistem ini akan menimbulkan ketidakadilan pada lebih dari770 ribu pengungsi Palestina yang berada di bawah garis kemiskinan. Yaitu denganmengurangi paket bantuan makanan yang diklasifikasikan sebagai paket kuning. Kebijakanini menghalangi bantuan bagi ribuan keluarga pengungsi yang memiliki pendapatantetap terbatas. Sistem baru ini akan berdampak negatif pada komunitaspengungsi di Jalur Gaza mengingat sulitnya kondisi hidup di kamp-kamp pengungsidi Jalur Gaza dengan kemiskinan dan pengangguran yang meluas serta meningkatnyakebutuhan dan tuntutan hidup para pengungsi yang dipaksa oleh pandemi Corona.”

Oleh sebab itu Abu Houli mengimbau UNRWA kembali melakukanpendistribusian bantuan pangan sesuai dengan klasifikasi kemiskinan ekstrimkemiskinan absolut paket bantuan kuning (ganda) dan paket bantuan putihsebagai sistem ideal untuk menata kembali segmen termiskin dan yangdiklasifikasikan di bawah garis kemiskinan ekstrim.

Sementara itu penasihat media untuk UNRWA di Gaza Adnan Abu Hasnamenegaskan bahwa lembaga PBB tersebut tidak akan mundur dari keputusan “pakeetterpadu”. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied