Selama hampir 73 tahun di setiap jengkal tanah Palestinabaik manusia batu dan binatangnya tidak luput dari serangan pendudukan penjajahIsrael. Khirbet Himsa al-Fauqa di Lembah Yordan utara adalah saksi darikejahatan penjajah Israel yang terus berlangsung hingga hari ini.
Selama sepekan terakhir pasukan pendudukan penjajah Israel menghancurkansemua fasilitas pertanian dan pemukiman penduduk di seluruh kominitas Palestinadi daerah tersebut mencakup sekitar 70 rumah dan fasilitas yang dihuni oleh 11keluarga Palestina.
Setelah 48 jam waktu yang diberikan oleh penjajah Israelkepada warga agar meninggalkan rumah-rumah mereka pasukan pendudukan penjajahIsrael mulai membongkar semua perumahan dan fasilitas dan memindahkannya kedaerah Ain Shibli dan Al-Nassariya.
Himsa al-Fauqa dihuni oleh sekitar 80 warga Palestinamemiliki luas 100.000.000 meter persegi dan sudah pernah dihancurkan seluruhnyapada awal November 2020 lalu.
Secara total pasukan pendudukan penjajah Israel telah menghancurkan73 rumah dan fasilitas mencegah pembangunan di Lembah Yordan. Namun wargamembangun kembali rumah mereka sehingga penjajah Israel menghancurkan lagi padaRabu pekan lalu.
Operasi tersebut berlangsung lebih dari 12 jam semua yang adadi Khirbet dihancurkan di samping penyitaan segala sesuatu yang dapat disita. Akibatnyamasyarakat Khirbet menghabiskan malam mereka di tempat terbuka selama beberapahari.
Pengusiran paksa
Melalui pembongkaran yang dilakukan berulang-ulang penjajahIsrael berupaya untuk mengusir paksa penduduk asli dari seluruh wilayahtersebut. Hal itu dilakukan untuk mendukung kepentingan pembangunan permukimanYahudi dan kamp militer Israel selain untuk latihan militer di sana.
Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR) dalam sebuah laporannyamenegaskan bahwa tindakan penjajah Israel tersebut dalam kerangka percepatanpembongkaran rumah dan penghancuran properti yang belakangan dilakukan di TepiBarat dan al-Quds Timur. Tujuannya adalah untuk mengimplementasikan rencanapembersihan etnis dan mengusir warga Palestina dari tanah mereka serta untuk mendukungrencana aneksasi (perampasan) dan perluasan permukiman Yahudi.
Patut dicatat bahwa penjajah Israel telah merubah lebih dari400.000.000 meter persegi tanah di Lembah Yordan menjadi zona militer tertutup.Di mana warga Palestina dilarang melakukan aktivitas pertanian pembangunanatau lainnya dan penjajah Israel telah mendirikan 97 pos militer di sana.
Penjajah Israel juga telah mengubah ratusan meter persegi lahanpertanian di Lembah Yordan menjadi ladang ranjau darat. Sekalipun kawasantersebut bersebelahan dengan beberapa pemukiman masyarakat Badui sepertiKhirbet Yarza dan kawasan Wadi al-Malih. Sehingga lading ranjau tersebut beradadi antara rumah-rumah dan tanah penggembalaan mereka dan dekat sumber air.
Lembah Yordan adalah keranjang makanan Palestina. Namun menjadidaerah yang paling terkena dampak proyek aneksasi yang akan melahap puluhanribu hektar tanah pertanian.
Beberapa daerah di Tepi Barat terutama di Lembah Yordan dandesa-desa yang berdekatan dengan permukiman Yahudi terus-menerus diserangdengan tujuan untuk menyita lebih banyak tanah warga membangun jalan permukimanYahudi dan menggusur penduduk aslinya.
Menurut sumber hak asasi manusia hanya dalam waktu satubulan penjajah Israel sudah menyerahkan surat perintah penghancuran 150fasilitas pemukiman penduduk dan pertanian warga di Lembah Yordan sementaralebih dari 10.000 pohon hutan (sebelah timur Tubas) di Lembah Yordan utaradibongkar.
Rencana sistematis
Direktur Jenderal Aksi Kerakyatan di Komite Anti Tembok danPermukiman Israel Abdullah Abu Rahma menegaskan adanya rencana sistematisyang dilakukan penjajah Israel. Melalui rencana tersebut penjajah Israelberupaya mengimplementasikan proses aneksasi di lapangan dengan membatasi wargaPalestina dengan berbagai cara. Termasuk: pembongkaran rumah wargaberulang-ulang mencegah mereka membangun kembali dan menyita tanah mereka.
Dia menambahkan “Aksi pembongkaran yang berlangsung diKhirbet Himsa Al-Fauqa untuk keempat kalinya berturut-turut sejak 3 November 2020.Dengan tujuan untuk mengusir paksa warga Palestina dari tanah mereka ke tempatlain.”
Selain itu “Ini juga bertujuan untuk menguasai tanah danmengubahnya menjadi permukiman Yahudi meskipun otoritas penjajah Israel padaawalnya menyatakan bahwa mereka melakukan itu untuk kepentingan latihanmiliter dan menyatakan bahwa mereka menutup zona militer tersebut. Akan tetapikemudian mereka akhirnya menyerahkannya kepada para pemukim Yahudi untukmendirikan koloni-koloni permukiman Yahudi di sana seperti telah dan sedangterjadi di banyak wilayah di Tepi Barat.”
Abu Rahma menambahkan bahwa para pemukim Yahudi menggunakantanah tersebut untuk membangun pertanian menggembalakan ternak dan mencurisumber daya alam yang ada mulai dari air tanah dan sumur artesis untukdigunakan dalam pertanian di daerah tersebut.
Dia menegaskan bahwa pendudukan penjajah Israel menarget wLembah Yordan dengan tujuan untuk memberlakukan memaksakan kendali penuh ataswilayah tersebut dan untuk membunuh setiap impian masa depan untuk mendirikannegara Palestina. Lembah Yordan dengan luas 1.150.000 dunam (1 dunam samadengan 1000 meter persegi) termasuk kawasan Laut Mati bagian timur merupakankeranjang makanan Palestina dan cadangan strategis air tanah. Jika penjajahIsraek menganeksasi wilayah tersebut berarti negara Palestina tidak dapatdidirikan.
Himsa al-Fauqa terletak di jantung Dataran Baqia yangmerupakan salah satu tanah pertanian paling subur di Palestina dan termasuk daerahMatsulats desa al-Malih dan al-Farisiyah lalu Ein al-Bayda ( utara) dan diselatan ada desa Marj Naajah dan Marj Ghazal kemudian al-Jiftlik dan FurushBeit Dajan yang semuanya terancam pengusiran.
Merusak Lembah Yordan
Abu Rahma mengatakan &ldquoJika Himsa al-Fauqa dievakuasi begitujuga pelakasanaan yahudisasi dengan mengevakuasi Khirbet Makhoul danal-Hudaydah di dekatnya maka daerah Matsulats yang memiliki luas 200.000dunam akan dikosongkan dari seluruh keberadaan Palestina termasuk DataranBaqia dataran terpenting Palestina di Tepi Barat.
Dataran Al-Baqi&rsquoa adalah sumber terpenting keranjang makananPalestina terutama budidaya gandum dan ternak di samping kepentinganstrategisnya. Daerah ini merupakan bentangan tanah ke tanah Sungai Yordan. Yaituapa yang dikenal sebagai perbatasan negara Palestina dengan Yordania.
Sementara penjajah Israel berencana untuk mendorong penduduk Himsauntuk bermigrasi ke desa Ain Shibli dan Al-Nassariya yang merupakan daerahyang dikelilingi oleh para pemukim Yahudi dan terancam pengusiran oleh Israeljuga Abu Rahma mengatakan bahwa penjajah Israel melaksanakan proses pengusiransementara dengan menunggu pengusiran mereka untuk kedua kalinya.
Selama bertahun-tahun penjajah Israel telah berusaha untukmembatasi komunitas Badui ke komunitas-komunitas terbatas dan mengosongkan wilayahyang luas dari penduduk Palestina. Abu Rahma merujuk pada rencana “E1″yang mengusulkan untuk mengumpulkan komunitas-komunitas Badui di dekat wilayahAl-Eizariya sehingga wilayah di mana masyarakat Badui berada berkurang hanya menjadi50 dunam saja di daerah tersebut sehingga memudahkan kontrol atas mereka danuntuk melaksanakan rencana aneksasi.
Sementara itu pakar masalah permukiman dan pelanggaran Israeldi Lembah Yordan Aref Daraghimah mengatakan bahwa Khirbet Himsa telahdievakuasi 11 kali untuk tujuan latihan militer selama empat tahun terakhir. Sejakitu traktor pertanian penduduk disita para peternak diburu dan membuat sulit pendudukuntuk mengangkut air dalam tangki ke tempat tinggal mereka.
Dia melanjutkan pembongkaran dan pengusiran pendudukPalestina oleh otoritas penjajah Israel dan pegurasan sumber air tidak terbataspada Khirbet Himsa al-Fauqa saja. Akan tetapi di semua tanah Lembah Yordan dimana ada lebih dari 370 pemberitahuan pembongkaran sejak awal tahun ini.
Dia menambahkan otoritas penjajah Israel telah mendirikanlebih dari 36 permukiman Yahudi dan 22 kamp militer di Lembah Yordan. Olehkarena itu hanya 20 persen dari tanah Lembah Yordan yang tersisa untuk rakyatPalestina. (was/pip)