Tue 6-May-2025

Kongres Rakyat Palestina Luar Negeri Tolak Normalisasi dengan Israel

Minggu 31-Januari-2021

Para mantan anggota parlemen dan spesialis Arab pada Sabtu malam(30/1/2021) mengutuk langkah tergesa-gesa pihak resmi Arab menuju normalisasidengan penjajah Israel di tengah-tengah meningkatnya pelanggaran yangdilakukan penjajah Israel terhadap rakyat Palestina.

Mereka menegaskan pentingnya melawan normalisasi Arab-Israelmemotong jalan yang menuju upaya pemberangusan isu perjuangan Palestina danhak-hak sah rakyat Palestina serta menentukan mekanisme politik rakyat danserikat untuk melawan normalisasi.

Hal tersebut ditegaskan dalam simporium digital yang digelar KongresRakyat Palestina di Luar Negeri Sabtu (30/1/2021). Simposium ini bagian darikegiatan awal dari Konferensi Internasional Melawan Normalisasi yang akandiadakan antara 27 Februari hingga 3 Maret 2021.

Mantan anggota parlemen Yordania Dima Tahbub mengatakan bahwamenghilangkan hambatan psikologis antara masyarakat Arab dan penjajah Israel tidakakan berhasil.

Dia menambahkan bahwa istilah “normalisasi” adalah konsepyang tidak biasa dan tidak dibahas secara diplomatis dengan gagasan inimelainkan hanyalah inovasi dari konflik Arab-Israel.

Dia menjelaskan bahwa normalisasi benar-benar telah terjadi melaluipelembekan dan pengabaian Palestina pemiskinan rakyat Arab dan menyibukkan merekadari isu sentral ini.

Dia menambahkan “Negara-negara yang bergegas menujunormalisasi percaya bahwa Israel akan menjadi penyangga yang akan melindungirezimnya bekerja sama dengan Washington dengan tujuan agar rezim-rezimtersebut terus berkuasa.”

Dia menegaskan bahwa melawan normalisasi bisa dilakukan denganmendorong pemboikotan dan memberikan alternatif dengan menjalin jejaringdengan organisasi internasional termasuk gerakan “BDS”.

Sementara itu Penulis dan peneliti Faraj Shalhub mengatakan bahwanormalisasi paling yang lebih berbahaya belum dimulai. Sebaliknya normalisasi yangpaling berbahaya adalah tren Arab Saudi ke arah langkah tersebut terutamakarena Arab Saudi belum menyatakan sikap menolak terhadap normalisasi yangdilakukan negara-negara tetangganya.

Dia menjelaskan “Situasi di negara pendudukan penjajah Israelsedang terjadi persaingan antara kelompok kanan dan kanan dan bukan antarakelompok kanan dan kiri. Ini menunjukkan bahwa tidak ada hak Palestina yangbisa didapatkan dalam waktu dekat.”

Dia menyatakan “Setiap entitas Arab yang melakukan normalisasimemiliki kelemahan mendasar yang dengannya ia diperas oleh Israel ataukebutuhan yang dikenakan pada rezim-rezim itu seperti apa yang terjadi pada Marokoyang menuntut haknya di Sahara Barat atau Sudan yang ingin agar dihapus dari daftarterorisme oleh Amerika serta negara-negara Teluk yang membutuhkan perlindungandan perawatannya. “

Sementara itu Awni Aklat berbicara tentang peran lembaga danserikat pekerja dalam melawan normalisasi. Dia menegaskan bahwa menolaknormalisasi adalah tanggung jawab semua orang dan di semua tingkat serikatpekerja dan masyarakat.

Dia menegaskan kompas tantangan umat ini sedang menuju kePalestina inilah isu sentral umat.

Dia menyatakan bahwa Yordania memiliki 15 serikat yang bergabung didalamnya setengah juta orang yang tersebar di semua rumah. Jika jumlah ini bisadiaktifkan maka bisa dibayangkan besarnya upaya mereka.

Dia mengingatkan bahwa Perhimpunan Serikat Profesional adalahinkubator bagi semua kegiatan yang menolak normalisasi dan kegiatan-kegiatan nasionaldan markas Perhimpunan Sindikat ini adalah inkubator untuk semua kegiatantersebut.

Dia menegaskan bahwa normalisasi dengan penjajah Israel adalahnormalisasi resmi pemerintah. Sedang kehendak rakyat Arab adalah menolaknormalisasi dan merupakan pusat kekuatan untuk menggagalkan semua proyek untuk memberangusisu perjuangan Palestina.

Aklat memuji peran gerakan BDS dalam menghadapi penjajah Israel dankemampuannya untuk mewujudkan langkah menghukum penjajah Israel.

Selanjutnya Syaikh Talal Shaitan Madhi menegaskan peran suku-sukudalam menolak normalisasi. Dia menegaskan bahwa perjanjian damai dengan rezimditolak oleh masyarakat Arab. Menurutnya nasib normalisasi pasti akan gagalkarena masyarakat Arab tidak akan menerima hubungan dengan penjajah Israel.

Dia menyatakan bahwa anggota suku-suku Arab akan menggagalkan normalisasidan akan terus mendukung perjuangan Palestina dan rakyat Palestina sampaipembebasan penuh Palestina.

Dia menegaskan bahwa proyek Zionis di kawasan ditolak. Sedang rezim-rezimArab yang melakukan normalisasi masuk dalam proyek ini yang ditolak oleh rakyatArab. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied